RPP BAHASA JAWA
KELAS 7 - KD 3 - WAYANG
SEMESTER GANJIL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Metode
Pembelajaran
KELAS 7 - KD 3 - WAYANG
SEMESTER GANJIL
|
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMP
……………..
Mata
Pelajaran : Bahasa Daerah
(Jawa)
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Materi
Pokok : Pewayangan
Alokasi
Waktu : 2 pertemuan (2jp)
______________________________________________________________________
A.
Kompetensi
Inti
1.
Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.
Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4.
Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
|
|
3.3 Memahami struktur teks, unsur
kebahasaan, dan pesan moral dari teks lisan dan tulis yang berupa fiksi (wayang/
cerkak/folklor).
|
3.3.1 Menjelaskan struktur teks wayang.
3.3.2
Menentukan unsur kebahasaan teks
wayang.
3.3.3 Menyimpulkan
pesan moral teks wayang.
|
4.3 Mengapresiasi teks fiksi (wayang/cerkak/ folklor) sesuai konteks
secara lisan dan tulis.
|
4.3.1 Menulis
teks wayang sesuai tema.
4.3.2 Membaca hasil menulis teks wayang dengan
benar.
4.3.3 Menanggapi isi teks wayang yang dibaca temannya.
4.3.4 Menceritakan relevansi pesan moral teks wayang dalam kehidupan sehari-hari.
|
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Melalui kegiatan tanya jawab, peserta didik dapat
menjelaskan stuktur teks
wayang dengan tepat dan tanggung jawab.
2. Melalui kegiatan diskusi secara kekeluargaan, peserta
didik dapat menjelaskan unsur kebahasaan teks
wayang dengan santun dan tanggung jawab.
3. Setelah membaca teks wayang, peserta didik dapat
menjelaskan pesan moral teks
wayang dengan santun dan tanggung jawab.
Pertemuan II
1.
Setelah diberi contoh teks
wayang, peserta didik dapat menulis teks
wayang sesuai tema dengan penuh tanggung jawab.
2.
Setelah menulis teks wayang, peserta didik dapat
membaca teks
wayang dengan baik berbahasa jawa dengan santun.
3.
Setelah membaca teks wayang, peserta didik dapat
menanggapi isi teks wayang yang dibacakan temannya dengan
kalimat yang santun.
4.
Setelah membaca teks wayang, peserta didik dapat
menceritakan kembali relevansi pesan moral teks wayang dalam kehidupan
sehari-hari dengan santun dan jujur.
Fokus Penguatan Karakter : Tanggung jawab, santun, jujur.
D. Materi Pembelajaran
·
Materi Pengetahuan
1.
Teks wayang.
2.
Struktur teks wayang.
3.
Unsur kebahasaan teks wayang.
4.
Pesan moral
dalam teks wayang.
·
Materi Keterampilan
1.
Teknik menanggapi isi teks
wayang
2. Relevansi pesan
moral teks wayang dengan kehidupan sehari-hari
E. Metode
Pembelajaran
1.
Pendekatan saintifik/Kontekstual
-
Mengamati
-
Menanya
-
Mengumpulkan
-
Mengasosiasi
-
Mengkomunikasikan
2.
Discovery learning
F.
Model : Pembelajaran
berbasis teks.
-
Membangun konteks (kegiatan awal)
-
Pemodelan teks (mengamati)
-
Bekerja kelompok
-
Bekerja individu
G.
Teknik Pembelajaran :
-
Ceramah
-
Tanya jawab,
- Diskusi
- Praktek
- Pemberian tugas.
H. Media,Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.
Media:
·
Contoh teks wayang berjudul “”. (terlampir)
·
Penayangan wayang lakon Sengkuni Wiratama
menggunakan media audio visual.
2.
Alat:
·
Laptop dan LCD
·
Poster bergambar
objek
·
Lembar kerja
Siswa
3.
Sumber Belajar:
·
Hadi, Samsul
dkk.2014. Kirtya Basa. Surabaya.
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur
·
Ismukaca. 2014. Mumpuni
Basa Jawa 1. Surabaya. Nilam Media
·
Kamus Pepak Basa
Jawa
·
Majalah Bahasa
Jawa (Penjebar Semangat, Jaya Baya)
·
Media Informasi
berbasis Internet
I.
KKM
: 75
J.
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
KEGIATAN
|
DESKRIPSI KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pendahuluan
|
· Guru mengkondisikan suasana belajar dengan memberi salam dan menyapa siswa, mengabsen kehadiran dan siswa dikondisikan untuk
siap belajar materi pewayangan
· Guru melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab kepada siswa mengenai pewayangan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya siapa
yang perna melihat pertunjukan wayang.
· Guru memberi
motivasi belajar peserta didik mengenai
manfaat belajar pewayangan.
· Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
· Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dilakukan dan
tagihan penilaian.
|
10 menit
|
Kegiatan
inti
|
Peserta didik bersama guru
melakukan pembelajaran berbasis saintifik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengamati
·
Semua peserta
didik yang tergabung dalam kelompok diskusi membaca (memahami) teks pewayangan yang diberikan guru
dengan penuh tanggung jawab.
2. Menanya
(Pertanyaan/identifikasi masalah)
·
Peserta didik bertanya tentang struktur teks dan bahasa dalam crita wayang dengan penuh percaya diri.
·
Peserta didik bertanya tentang pesan moral dalam teks wayang dengan santun.
3. Menalar/mengeksplorasi
(Pengumpulan data)
Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan
tentang pesan moral teks
pewayanagan yang telah dibaca dengan berbahasa Jawa
yang santun.
4. Mengasosiasi
(Pengolahan data)
·
Peserta didik menyunting bahasa dalam teks crita wayang
berbahasa Jawa dengan kelompok masing-masing dengan penuh tanggung jawab.
5. Mengomunikasikan
(Pembuktian)
·
Peserta didik
memehami cara menyunting bahasa dalam teks wayang, dan
salah satu perwakilan kelompok maju menyampaikan hasil suntingan kelompok
mereka di depan kelas dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
|
40 menit
|
Evaluasi
|
·
Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru yang berkaitan dengan struktur teks, bahasa, dan pesan
moral teks wayang menggunakan bahasa jawa dengan santun.
|
5 menit
|
Penutup
|
·
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran
tentang struktur teks wayang dengan kreatif dan penuh tanggung jawab.
·
Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana
tindak lanjut pembelajaran, dengan pemberian tugas membuat mencari satu
gambar objek tokoh wayang beserta crita mengenai salah satu tokoh pewayangan dengan
penuh tanggung jawab.
·
Guru mengajak peserta didik mengucap
syukur agar ilmunya bermanfaat.
·
Guru mengucap salam penutup.
|
5 menit
|
Pertemuan II
KEGIATAN
|
DESKRIPSI KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pendahuluan
|
· Guru mengkondisikan suasana belajar dengan memberi salam dan menyapa siswa, siswa dikondisikan untuk
siap belajar teks pewayangan.
· Guru melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab kepada siswa mengenai pembelajaran
teks wayang pada pertemuan
sebelumnya.
· Guru memberi motivasi belajar peserta didik mengenai manfaat belajar teks wayang .
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Guru
menyampaikan materi pembelajaran yang akan dilakukan dan
tagihan penilaian.
|
10 menit
|
Kegiatan
inti
|
Peserta didik bersama guru
melakukan pembelajaran berbasis saintifik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengamati
·
Semua peserta
didik secara individu bersama-sama memahami teks pewayanagan hasil tugas
pertemuan sebelumnya dengan
penuh tanggung jawab.
2. Menanya
(Pertanyaan/identifikasi masalah)
·
Peserta didik bertanya tentang teknik menulis teks
wayang berbahasa
Jawa secara mandiri dengan
santun dan percaya diri.
3. Menalar/mengeksplorasi
(Pengumpulan data)
·
Peserta didik
mencari konsep tentang teknik menulis teks wayang berbahasa Jawa secara mandiri dengan santun dan tanggung jawab.
4. Mengasosiasi
(Pengolahan data)
·
Peserta didik menulis (membuat) teks lakon wayang berbahasa Jawa
secara mandiri (kerja mandiri) dengan penuh tanggung jawab.
5. Mengomunikasikan
(Pembuktian)
·
Peserta didik
memehami cara menulis teks lakon wayang berbahasa
Jawa secara mandiri. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk maju membacakan teks wayang di depan kelas dengan percaya diri dan bertanggung
jawab.
|
40 menit
|
Evaluasi
|
·
Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru yang berkaitan dengan cara menulis
teks wayang berbahasa
Jawa secara mandiri dengan
penuh tanggung jawab dan santun.
|
5 menit
|
Penutup
|
·
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran
tentang cara menulis teks wayang berbahasa Jawa secara mandiri dengan penuh tanggung jawab.
·
Guru mengajak peserta didik
mengucap syukur agar ilmunya bermanfaat.
·
Guru mengucap salam penutup.
|
5 menit
|
Penilaian
1.
Teknik
Penilaian
a.
Penilaian
sikap dilakukandengan teknik observasi melalui jurnal secara tidak langsung.
b.
Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
c.
Penilaian
keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
2.
Instrumen
Penilaian
a.
Instrumen jurnal
Contoh:
Jurnal
Perkembangan Sikap Spiritual
Nama
Sekolah : SMP Negeri I Gondang
Kelas/Semester :
VII/Ganjil
Tahun
pelajaran : 2019/ 2020
No
|
Waktu
|
Nama
Siswa
|
Catatan Perilaku
|
Butir Sikap
|
1
|
|
|
·
|
|
|
|
|
|
|
Jurnal
Perkembangan Sikap Sosial
Nama
Sekolah : SMP Negeri I Gondang
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tahun
pelajaran : 2019/ 2020
‘No
|
Waktu
|
Nama
Siswa
|
Catatan Perilaku
|
Butir Sikap
|
1.
|
|
|
|
|
2
|
dst.
|
|
|
|
1.
Pengetahuan
a.
Teknik Penilaian : Tes Tulis
b.
Bentuk Instrumen :
Uraian Non Objektif (UNO)
c.
Kisi-kisi :
LEMBAR
PENILAIAN PENGETAHUAN
No
|
Indikator
|
Butir Instrumen
|
|
Menjelaskan struktur teks cerita
wayang berjudul “Bharatayudha”
|
A,b dan c
|
|
Menentukan unsur kebahasaan teks
cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
|
A,b dan c
|
|
Menjelaskan makna kata sukar dalam
teks cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
|
A,b dan c
|
|
Menjawab pertanyaan terkait isi teks
cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
|
A,b dan c
|
|
Menyimpulkan isi teks cerita wayang
berjudul “Bharatayudha”
|
A,b dan c
|
Instrumen: lihat Lampiran 02.
2. Keterampilan
a. Teknik
Penilaian : P1= Evaluasi Produk dan
P2= Evaluasi Unjuk Kerja
b. Bentuk
Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi :
LEMBAR
PENILAIAN KETERAMPILAN
No
|
Indikator
|
Rubrik Penilaian
|
Butir Instrumen
|
1.
2.
3.
|
Peserta
didik menyajikan hasil apresiasi dalam bentuk karya tulis sederhana.
Peserta
didik membuat dan membaca teks cerita wayang yang dibuatnya
Peserta
didik mengapresiasi penampilan teman
|
P1
P2
P1 dan P2
|
2
1
3
|
Instrumen: lihat
Lampiran 03Kunci Jawaban
NILAI =
(Skor yang didapat/Skor maks) x 100
Mojokerto, 16 Juli 2019
Mengetahui,
Kepala
Sekolah Guru
Bahasa Jawa
……………..
Nip. ………………
Lampiran 01
Lembar
Pengamatan Diri
1.
Wenehana tanda
centang (√) ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kasunyatan
kang koklakoni.
2.
Katrangan kanggo
mbiji pakulinan (kebiasaan):
5 =
ajeg
4 =
kerep
3 =
arang-arang
2 =
tau
1 =
blas
2. Lembar Pengamatan
No.
|
Aspek penilaian
|
Kriteria
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
a.
Kulina donga (ngucap/nulis krana Gusti Kang Maha Kuwasa) sadurunge miwiti pasinaon Basa Jawa
|
|
|
|
|
|
b.
Kulina migunakake Basa Jawa kanggo ngomong marang sapa wae (guru,
kanca) nalika jam pelajaran Basa Jawa.
|
|
|
|
|
|
|
c.
Kulina ngetrapake tata krama nalika srawung karo kancane
|
|
|
|
|
|
|
d.
Kulina ngetrapake tata krama nalika matur marang gurune.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
· Jujur nalika njawab pitakon-pitakon ngenani wacana
crita wayang manut panemune dhewe.
|
|
|
|
|
|
3
|
· Tanggungjawab marang tugas pribadi
· Tanggungjawab marang tugas kelompok.
|
|
|
|
|
|
4
|
· Ngurmati panemune wong liya nalika diskusi.
· Migunakake tembung kang pas (ora kasar lan
kemproh) nalika ngomong lan takon ing diskusi.
|
|
|
|
|
|
5
|
· Nggatekake nalika nyemak teks crita wayang.
· Tertarik, pingin ngerti lansinauteks crita wayang.
|
|
|
|
|
|
Lampiran 02
Lembar Pemgetahuan
A.
Teks
crita wayang
Crita wayang ing ngisor iki wacanen
kanthi trep!
BHARATAYUDHA
Krsna kang tumuju
Gajahwaya, saperlu makili Pandhawa ing rembugan karo Kurawa ngenani perangane
kerajaan. Drsharasta ngutus supaya kabeh disiapake. Krsna disuguhi kanthi becik
nanging Krsna nampik jalaran durung anane asil saka rembugan mau. Duryodhana nganakake
rembugan karo Dussana, Sakuni lan Karna. Katelune ngelingake yen Krsna kuwi
mungsuhe wong telu mau. Nalika kabeh wis kumpul, Krsna duwe panyuwunan supaya
peperangan bisa dirembug kanthi paseduluran lan nggunaake cara yaiku merang
kekuwasaan kerajaan. Usule Krsna disengkuyung dening Dorna lan Bisma, nanging
Duryodhana ora setuju karo panyuwune Krsna lan kepingin perang tetep
dilaksanaake. Sabanjure Krsna pamit marang bulike kang asma Kunthi. Kunthi aweh
piweling marang Krsna supaya nduweni watek ksatriya. Sabanjure Krsna njaluk
marang Karna supaya mbela Pandhawa, nanging Karna nampik panjaluk mau.
Para Pandhawa nampa
warta ngenani lakune Krsna kang njaluk dalan paseduluran mau, sawise ngerti yen
Kurawa ngajak peperangan, Pandhawa siap – siap kanggo perang. Pandhawa tumuju
ing tegal Kurusetra. Panglima perange Pandhawa yaiku Sweta. Kurawa siap – siap
budhal menyang Kurusetra, lan panglima perang Kurawa yaiku Bhisma.
Peperangan diwiwiti ing
Kurusetra. Sweta gugur ing peperangan jalaran Bhisma. Sesuke peperangan
dibacutake, ing peperangan kapindho iki Krsna ora melu langsung sajrone
peperangan asile Bhisma gugur merga kena panahe Arjuna. Drona kang dadi
panglimane para Kurawa. janji marang Duryodhana, yen arep nggawa Yudhistira lan
diadhepake ing Duryodhana, nanging Arjuna lan Bhima ora oleh ana ing
peperangan. Abimanyu nantang para Kurawa
ing peperangan, nganti diadhepi dening Duryodhana. Pandhawa nyoba aweh
pitulungan marang Abimanyu nanging dialangi dening Jayadratha.
Abimanyu banjur dikalahake dening bala
kang luwih akeh banjur tiwas. Jisime dikupengi dening ibune lan rong garwane
Uttari lan Siti Sundari. Arjuna perang lawan Bhisma. Arjuna sedih banget
jalaran kelangan Abhimanyu. Yudhistira njelasake nalika arep nulung Abimanyu
dialangi Jayadratha. Arjuna kepingin pati Jayadratha.
Peperangan ditutukake.
Kreta titihane Duryodhana dirusak dening Arjuna saengga Duryodhana ninggalake
peperangan. Ana uga peperangan antarane Bhurisrawa lan Satyaki. Nalika Satyaki
arep dikalahake karo Bhurisrawa, lengene Bhurisrawa ditugel dening Arjuna,
saingga Satyaki mateni Bhurisrawa. Arjuna lan Bhima kasil mateni bala Kurawa
akeh, saingga Arjuna lan Bhima tenagane entek. Kanthi swasana kang kaya
mangkene Krsna aweh pitulungan kanthi cara ndelikake srengenge ing walike cakrane
Krsna, saingga Kurawa ngira yen wis wengi. Arjuna nanthang Kurawa, lan
nglakokake kretane ing Jayadratha, Jayadratha kasil dipateni Arjuna. Karna kang
banjur dadi panglimane Kurawa.
Pratipeya peperangan karo Setyaki, nanging Pratipeya kasil dipateni dening
Bhima. Karna melu ing peperangan. Yudhistira ngutus Arjuna supaya ngadhepi
Karna, nanging miturut Arjuna kang bisa ngadhepi Karna yaiku Ghatotkaca.
Panemune Arjuna disengkuyung. Ghatotkaca kasil mateni raksesa. Karna kasil
ngajurake kretane Ghatotkaca. Ghatotkaca kena panah lan tiwas. Para Pandawa
sedih jalaran Ghatotkaca tiwas. Dorna ora bisa diadhepi kanthi peperangan
salumrahe mula Krsna bakal nggawe siasat kanggo ngalahake Dorna. Siasat kang
dilakoni dening Krsna yaiku ngabarake yen Aswatama gugur, kanthi cara mangkono
dadekake Dorna ora duwe daya. Nanging
Yudhistira lan Arjuna ora setuju karo siasat mau. Sawise Bhima kasil mateni
gajah kang aran gajah Aswattama, mula Yudhistira setuju marang siasat mau.
Siasat mau banjur dilakoni. Drona semaput , Dhrsadyyuma kasil nugel sirahe
Dorna. Aswattama males patine Drona. Krsna merintahake marang Pandawa supaya
ngendhekake perang. Aswatthawa dikalahake dening Arjuna, lan mundur saka
peperangan lan tapa.
Karna nerusake panglima
perange Kurawa. Karna kepingin Salya bisa ngungkuli kasektene Arjuna lan Krsna.
Salya nyaguhi panjaluke Karna. Bima adhep adhepan karo Duryodhana. Duryodhana
kalah, banjur Dussasana dipateni Bhima. Peperangan antarane Arjuna lan Karna
dienteni dening para bala. Karna kasil mati ing tangane Arjuna nalika nyiapake
panah kanggo nyerang Arjuna, nanging gulune kena panah Arjuna banjur Karna
tiwas. Duryodhana rumangsa yen kalah, banjur njaluk pitulungane Sakuni supaya
nggawe siasat wilet. Sakuni sumelang yen wektune ora cukup. Sakuni usul supaya
Salya dadi panglima perang. Nanging salya ora gelem nampa pepengine Duyodhana.
Salya njelasake supaya peperangan dirembugake kanthi paseduluran. Duryodhana
nampik pepenginane Salya. Aswatthama nuduh yen Salya cidra ora gelem bela
marang Kurawa. Salya dadi panglimane Kurawa.
Nalika ing peperangan Salya ketekan
Nakula kang diutus Krsna. Nakula ngomong marang Salya supaya ninggalake
peperangan. Nakula luwih becik dipateni dening Salya pamane tinimbang Nakula
mateni Salya. Salya banjur nerangake ngenani kewajibane dadi satriya. Salya uga
nerangake yen Salya bisa mati ing pusakane Yudhistira.
Salya dikalahake karo Yudhistira,
Yudhistira ora tega mateni pamane. Bima mateni Sakuni, lan nguber Duryodhana
kang ngilang. Duryudhono siap ngadhepi Bhima. Duryodhana nantang Bhima nggawe
gada. Arjuna paring isyarat marang Bhima supaya ngantemake gadane menyang
pupune Duryodhana.
Para Pandawa bali lan
nganakake pahargyan jalaran menang. Krsna isih sumelang marang apa kang
diucapake Duryodhana nalika tatu. Duryodhana ora bakal mati yen durung mateni
Pandawa. Krsna banjur ngutus Pandawa supaya Pandawa teka ing papan suci saperlu
nebus dosa. Aswathama mangerteni musuhe kang lagi turu, banjur mateni kabeh
musuhe lanang kalebu anake Dropadi. Krsna lan Wyasa nyoba nglipur atine
Dropadi. Dropadi kepingin males marang Aswathama lan nyuwun supaya mutiara kang
ana ing janggute Aswathama diwenehake marang Dropadi. Bima arep mateni
Aswathama nganggo gada, nanging bisa diinggati Aswathama. Arjuna arep manah
Aswathama nanging dening Siwa panah kang mubal – mubal mau ora dikeparengake
kanggo mateni manungsa. Arjuna manut, nanging Aswathama ora bisa mateni geni.
Nuduhake yen kakuwatane Arjuna ora bisa ditandhingi dening Aswathama. Aswathama
dipeksa kanggo ngewenehake mutiarane, panah mau ora bisa diinggati lan kena ing
wetenge Uttari kang lagi ngandhut, nanging dening Krsna diuripake maneh. Anak
kang ana ing guwa garbane Uttari kang dadi raja aran Pariksit. Dropadi banjur
menehake mutiyara mau marang Yudhistira banjur dadi ratu ing Indraprastha.
Sawise Krsna lan Pandawa bali menyang
suwarga lan tiba ing jaman Kali, Wisnu nitis ing Sri Baginda Jayabaya kang bisa
nentremake bawana.
· Nggawea kelompok, saben kelompok dumadi saka 2-3 anggota.
· Temtokna sapa sing dadi ketua kelompok
· Tugase ketua kelompok, mimpin anggota kelompok
kanggo ngayahi kewajibane kanthi jujur,
tanggung jawab lan santun.
· Tugas kelompok : diskusi kanggo nggarap kabeh
gladhen .
· Asile diskusi ditulis ana lembar kerja.
· Asile diskusi dipaparake ana ngarep kelas.
|
Nama :
.............................
Kelas/No
absen : ................
Gladhen 1
a.
Pitakon ing
ngisor iki wangsulana!
Tuladha
:
· Apa
irah-irahane wacan sing wis kokwaca ing ndhuwur?
Irah-irahane wacan ing ndhuwur “
Bharatayudha”
1. Prabu
Krsna Tumuju menyang ngendi?
2. Coba
critakna kepriye larah-larahe anggene Prabu Krsna sowan menyang Gajahwaya!
3. Sebutna
sapa wae sing kalebu ing golongan Pandhawa!
4. Kena
apa prabu Karna luwih mbela Kurawa tinimbang Pandhawa?
5.
Bela
lan patine Prabu Karna marang Kurawa apa wis bener? Kepriye miturut pamawasmu!
Gladhen 3 : dhiskusikna karo kanca-kancamu!
1. Kepriye
sejatine gegayutane Pandhawa lan Kurawa?
2. Coba
gambarake silsilahe kaluargane Pandhawa lan Kurawa
3. Amanat
apa sing bisa didudut saka dumadine paparangan sing kagelar antara Pandhawa
lan Kurawa?
4.
Tulisen isine wacan mau mawa basa sing
komunikatif!
|
b. Pratelan/andharan
(pernyataan) ing ngisor iki yen bener wenehana tanda B, yen salah wenehana tanda S.
1. Bhisma
gugur merga kena panahe Arjuna. (B/S)
2. Panglima
perange Pandhawa yaiku Bhisma. (B/S)
3. Siasate
Krsna yaiku ngabarake yen Aswatama gugur ing peperangan. (B/S)
4. Krsna
ngutus Pandawa supaya Pandawa teka ing papan suci saperlu nebus dosa. (B/S)
5. Kang
menehake mutiyara marang Yudhistira yaiku Uttari. (B/S)
c. Tembung
kang kacetak kandel golekana basa kramane banjur tulisen maneh ukara mau ing
titik-titik ngisor!
Nalika
Satyaki arep dikalahake karo
Bhurisrawa, lengene Bhurisrawa ditugel
dening Arjuna, saengga Satyaki mateni Bhurisrawa. Arjuna lan Bhima kasil mateni
bala Kurawa akeh, saingga Arjuna lan Bhima tenagane entek. Kanthi swasana kang kaya
mangkene Krsna aweh pitulungan kanthi carandelikake
srengenge ing walike cakrane Krsna, saengga Kurawa ngira yen wis wengi.
Lampiran 03
Lembar
Pengamatan Portofolio
Hasil Tulisan
Nama :
.............................
Kelas/No
absen : ................
Wenehana
tandha centhang (√) ing andharan (pernyataan) sing kokanggep paling pas karo
kanyatan sing kokamati, tulisane kancamu.
(1)
Gawea karangan crita wayang
kanthi tema “Kabudayan Jawa”!
No.
|
Nama
|
Mengarang
cerita wayang
|
Butir Soal C1
|
|||||||||||||||
Diksi
|
Kalimat
|
Isi
|
Bahasa
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(2) Wacanen crita
wayang asil karanganmu ana ngarep
kelas!
|
Nama
|
Membaca
Ekspresif cerita wayang
|
Butir Soal C2
|
|||||||||||||||
Intonasi
|
Ekspresi
|
Gesture/Gerak
|
Bahasa
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rubrik/
Penafsiran angka : 1. kurang, 2. cukup, 3. baik, 4. amat baik
(3) Andharna apa isi crita
wayang kuwi lan pesan moral apa kang
ana sajrone teks wayang!
No.
|
Nama
|
Apresiasi cerita wayang
|
Butir Soal C3
|
|||||||||||||||
Analisis
|
Isi
|
Penyampaian
|
Pendapat
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rubrik/ Penafsiran angka : 1. kurang, 2. cukup, 3. baik, 4. amat baik
..............,
.................2019
Pengamat,
.....................................
LAMPIRAN
MATERI/ BAHAN AJAR
A. KAWRUH SASTRA
Wayang, salah sijine saka kesenian
Jawa sing wis diakoni pinangka warisan budaya dunia. Pagelaran wayang mujudake
seni pertunjukkan sing mbutuhake seni musik, seni suara, seni rupa, seni tari,
seni drama lan seni sastra. Yen dijingglengi saka seni sastra/kasusastran,
crita wayang babone saka kakawin, kitab lan serat sing mujudaken asil karya
sastra.
Jinise wayang ing Jawa mligine, lan
ing Indonesia akeh banget, amarga meh kabeh daerah/wilayah ing Indonesia
nduweni wayang kanthi ciri khas.Ing Jawa bae jenis lan babone crita uga
beda-beda. Wayang purwa (kulit/ wong) babon critane saka kitab Ramayana lan
Mahabarata. Wayang Golek lan wayang krucilbabon critane saka serat babad, serat
menak lan crita rakyat. Wayang jemblung babon critane saka serat Ambiyak,
wayang suluh babone crita saka kisah nabi Isa ing kitab Injil lan crita rakyat.
Lan isih akeh maneh jenise wayang sing saiki wis langka lan bisa ditemoni ing
museum kayata wayang beber, wayang thithi, wayang potei, wayang thengul lan
sapanunggalane.
Wayang purwa uga
diarani wayang kulit. Babone crita wayang purwa iku Serat Mahabarata lan serat
Ramayana. Serat Mahabarata kaanggit dening pujangga Wiyasa, dene serat Ramayana
kaanggit dening pujangga Walmiki.Crita kaloro mau asal usule saka India. Nalika
crita kasebut melbu ing Tanah Jawa, para pujangga lan para winasis jawa ngolah
lan njarwakake sarta kajumbuhan karo pangrasa, tata cara lan pribadhi Jawa.
Serat Ramayana diolah lan dijarwakake nganggo basa Jawa Kuna. Saka asil
pamikire para winasis Jawa mujudake perangan wayang kanthi 18 cacahe, antarane
yaiku:
- Wayang
purwa
Wayang
sing digawe saka lulang. Biasane njupuk lakon Mahabarata lan Ramayana. Wayang
iki wiwit ana kira-kira taun 903
- Wayang
wong
Wayang
sing paragane wong. Biasane njupuk lakon saka Mahabarata lan Ramayana.
- Wayang
golek
Wayang
sing digawe saka kayu, wujude boneka. Disandhingi rerenggan wayang. Biasane
njupuk lakon Amir Hamzah utawa Umar Maya. Wayang iku wiwit ana kira-kira abad
ka-19
- Wayang
krucil
Wayang
sing digawe saka kayu,wangune gepeng. Biasane njupuk lakon Damarwulan.
- Wayang
Beber sing wujude gambar sing
dijereng lan dibeber. Dhalang nyritakake isine gambar. Biasane njupuk
lakon Panji. Wayang iku wiwit ana kira-kira taun 1564.
- Wayang
kancil
Wayang
sing perangane kewan kabheh. Njupuk lakon dongeng kancil, wayang iku wiwit ana kira-kira
taun 1830.
- Wayang
Dupara
Wayang
digawe saka kulit, nggambarake crita saka Kraton Demak nganti tekan Surakarta,
wiwit ana ing taun 1830.
- Wayang
Adam Makrifat
Wayang
sing nyritakake kawruh tasawuf. Wayang iku wiwit ana kira-kira taun 1940.
- Wayang
Gedhog
Wayang
sing digawe saka kulit. Njupuk cerita Panji. Wiwit ana taun 1563.
- Wayang
Pancasila
Wayang
sing digawe saka kulit. Njupuk lakon pengalaman pancasila, wiwit ana ing taun
1947.
- Wayang
Wahyu
Wayang
sing digawe saka kulit, njupuk lakon saka kitab injil, wiwit ana ing taun 1963
- Wayang
Jawa
Digawe
saka kulit, njupuk lakon bab perjuangane pangeran Diponegoro wiwit ana taun
1940
- Wayang
Perjuangan
Digawe
saka kulit, njupuk lakon bab perjuangan bangsa Indonesia wiwit ana kira0kira
taun 1943
- Wayang
Suluh
Njupuk
lakon bab perjuangan lan penerangan liyane kaya ta bab tarnsmigrasi wiwit ana
taun 1947
- Wayang
Sejati
Njupuk
lakon bab kawruh syarat wiwit ana kira-kira taun 1972
- Wayang
Kidang Kencana
Wayang
sing digawe saka kulit, njupuk lakon Mahabarata lan Ramayana wiwit ana
kira-kira taun 1556
- Wayang
Madya
Njupuk
lakon crita Parikesit, wiwit ana ing taun 1850.
- Wayang
Kuluk
Njupuk
lakon crita saka Kraton Demak nganti tekan Ngyogyakarta. Wiwit ana ing taun
1830.
B. KAWRUH BASA
1.
Swara
jejeg lan swara miring
a.
Swara
jejeg, tegese aksara swara diwaca lan diucapake kanthi
jejeg apa anane. Lumrahe aksara swara mau manggon ana wanda tinarbuka, ora
disigeg.
Tuladhane:dina,
wadyabala, uga, saka, mula, iki lsp.
b.
Swara
miring, tegese aksara swara diwaca lan diucapake rada
miring nyedhaki aksara swara liyane. lumrahe, aksara swara mau manggon ana
wanda sigeg.
Tuladha: perang, pandhawa, weruh, marang,panuwun,
lsp.
2.
Swara
aksara t (ta), aksara
q (tha), f(da) lan d (dha)
· t
(ta)à[to [tok\ = Totok (jeneng uwong)
· q
(tha)à[qo[qok\ = thothok (dithuthuk karo balunge driji sing
ditekuk)
· f(da)àpf
= pada (BI. Bait)
· d(dha)àp
d= padha (BI. Sama)
Pangucapan
swara lan aksara ing Basa Jawa, bisa mbedakake teges. Luwih jelas manawa
pathokane nganggo huruf Jawa.
|
0 comments:
Post a Comment