Tuesday 27 August 2019

RPP Bahasa Jawa Kelas 7 - Wayang

Posted by ilmu dasar kehidupan On 20:53 | No comments
RPP BAHASA JAWA
KELAS 7 - KD 3 - WAYANG
SEMESTER GANJIL



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan            :    SMP ……………..
Mata Pelajaran                  :    Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas/Semester                   :    VII/Ganjil
Materi Pokok                     :    Pewayangan
Alokasi Waktu                   :  2 pertemuan (2jp)
______________________________________________________________________
A.      Kompetensi Inti
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3.      Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar
Indikator


3.3 Memahami struktur teks, unsur kebahasaan, dan pesan moral dari teks lisan dan tulis yang berupa fiksi  (wayang/ cerkak/folklor).

3.3.1  Menjelaskan struktur teks  wayang.
3.3.2  Menentukan unsur kebahasaan teks  wayang.
3.3.3 Menyimpulkan pesan moral teks wayang.

4.3   Mengapresiasi teks fiksi (wayang/cerkak/ folklor) sesuai konteks secara lisan dan tulis.

4.3.1  Menulis teks wayang sesuai tema.
4.3.2  Membaca hasil menulis teks wayang dengan benar.
4.3.3 Menanggapi isi teks wayang yang dibaca temannya.
4.3.4 Menceritakan relevansi pesan moral teks wayang  dalam kehidupan sehari-hari.


C.   Tujuan Pembelajaran

Pertemuan I  
1.      Melalui kegiatan tanya jawab, peserta didik dapat menjelaskan stuktur teks wayang dengan tepat dan tanggung jawab.
2.      Melalui kegiatan diskusi secara kekeluargaan, peserta didik dapat menjelaskan unsur kebahasaan teks wayang dengan santun dan tanggung jawab.
3.      Setelah membaca teks wayang, peserta didik dapat menjelaskan pesan moral teks wayang dengan santun dan tanggung jawab.

Pertemuan II
1.   Setelah diberi contoh teks wayang, peserta didik dapat menulis teks wayang       sesuai tema dengan penuh tanggung jawab.
2.  Setelah menulis teks wayang, peserta didik dapat membaca teks wayang dengan baik berbahasa jawa dengan santun.
3.  Setelah membaca teks wayang, peserta didik dapat menanggapi isi teks wayang yang dibacakan temannya dengan kalimat yang santun.
4.  Setelah membaca teks wayang, peserta didik dapat menceritakan kembali relevansi pesan moral teks wayang dalam kehidupan sehari-hari dengan santun dan jujur.

Fokus Penguatan Karakter : Tanggung jawab, santun, jujur.

D.   Materi Pembelajaran

·         Materi Pengetahuan
1.     Teks wayang.
2.     Struktur teks wayang.
3.     Unsur kebahasaan teks wayang.
4.     Pesan moral dalam teks wayang.
·         Materi Keterampilan
1.       Teknik menanggapi isi teks wayang
2.       Relevansi pesan moral teks wayang dengan kehidupan sehari-hari

E. Metode Pembelajaran    

1.          Pendekatan saintifik/Kontekstual 
-            Mengamati
-            Menanya
-            Mengumpulkan
-            Mengasosiasi
-            Mengkomunikasikan
2.         Discovery learning

F. Model  : Pembelajaran berbasis teks.
-          Membangun konteks (kegiatan awal)
-          Pemodelan teks (mengamati)
-          Bekerja kelompok
-          Bekerja individu

G. Teknik Pembelajaran  :
           -  Ceramah
            -  Tanya jawab,
            -  Diskusi
            -  Praktek
            -  Pemberian tugas.

H. Media,Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.         Media:
·         Contoh teks wayang berjudul “”. (terlampir)
·         Penayangan wayang lakon Sengkuni Wiratama menggunakan media audio visual.
2.         Alat:
·         Laptop dan LCD
·         Poster bergambar objek
·         Lembar kerja Siswa


3.        Sumber Belajar:
·         Hadi, Samsul dkk.2014. Kirtya Basa. Surabaya. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur
·         Ismukaca. 2014. Mumpuni Basa Jawa 1. Surabaya. Nilam Media
·         Kamus Pepak Basa Jawa
·         Majalah Bahasa Jawa (Penjebar Semangat, Jaya Baya)
·         Media Informasi berbasis Internet
                                   
I.       KKM : 75

J.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan
·      Guru mengkondisikan suasana belajar dengan memberi salam dan menyapa siswa, mengabsen kehadiran dan siswa dikondisikan untuk siap belajar materi pewayangan
·      Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa mengenai pewayangan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya siapa yang perna melihat pertunjukan wayang.
·       Guru memberi motivasi belajar peserta didik mengenai  manfaat belajar pewayangan.
·      Guru menyampaikan  tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
·      Guru menyampaikan  materi  pembelajaran yang akan dilakukan dan tagihan penilaian.
10 menit
Kegiatan inti
Peserta didik bersama guru melakukan pembelajaran berbasis saintifik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Mengamati
·         Semua peserta didik yang tergabung dalam kelompok diskusi membaca (memahami) teks pewayangan yang diberikan guru  dengan penuh tanggung jawab.
2.  Menanya
(Pertanyaan/identifikasi masalah)
·         Peserta didik bertanya tentang struktur teks dan bahasa dalam crita wayang dengan penuh percaya diri.
·         Peserta didik bertanya tentang  pesan moral dalam teks wayang dengan santun.
3.  Menalar/mengeksplorasi
(Pengumpulan data)
Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan tentang pesan moral teks pewayanagan yang telah dibaca dengan berbahasa Jawa yang santun.
4.  Mengasosiasi
(Pengolahan data)
·         Peserta didik menyunting bahasa dalam teks crita wayang berbahasa Jawa dengan kelompok masing-masing dengan penuh tanggung jawab.
5.  Mengomunikasikan
(Pembuktian)
·         Peserta didik memehami cara menyunting bahasa dalam teks wayang, dan salah satu perwakilan kelompok maju menyampaikan hasil suntingan kelompok mereka di depan kelas dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
40 menit
Evaluasi

·         Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang berkaitan dengan struktur teks, bahasa, dan pesan moral teks wayang menggunakan bahasa jawa dengan santun.
5 menit
Penutup

·         Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang struktur teks wayang dengan kreatif dan penuh tanggung jawab.
·         Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran, dengan pemberian tugas membuat mencari satu gambar objek tokoh wayang beserta crita mengenai salah satu tokoh pewayangan dengan penuh tanggung jawab.
·         Guru mengajak peserta didik mengucap syukur agar ilmunya bermanfaat.
·         Guru mengucap salam penutup.
5 menit

Pertemuan II

KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan
·      Guru mengkondisikan suasana belajar dengan memberi salam dan menyapa siswa, siswa dikondisikan untuk siap belajar teks pewayangan.
·      Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa mengenai pembelajaran  teks wayang  pada pertemuan sebelumnya.
·      Guru memberi motivasi belajar peserta didik mengenai  manfaat belajar  teks wayang .
·      Guru menyampaikan  tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menyampaikan  materi  pembelajaran yang akan dilakukan dan tagihan penilaian.
10 menit
Kegiatan inti
Peserta didik bersama guru melakukan pembelajaran berbasis saintifik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Mengamati
·         Semua peserta didik secara individu bersama-sama memahami teks pewayanagan hasil tugas pertemuan sebelumnya dengan penuh tanggung jawab.
2.  Menanya
(Pertanyaan/identifikasi masalah)
·         Peserta didik bertanya tentang teknik menulis teks wayang berbahasa Jawa secara mandiri dengan santun dan percaya diri.
3.  Menalar/mengeksplorasi
(Pengumpulan data)
·         Peserta didik mencari konsep  tentang teknik menulis teks wayang berbahasa Jawa secara mandiri dengan santun dan tanggung jawab.
4.  Mengasosiasi
(Pengolahan data)
·         Peserta didik menulis (membuat) teks lakon wayang berbahasa Jawa secara mandiri (kerja mandiri) dengan penuh tanggung jawab.
5.  Mengomunikasikan
(Pembuktian)
·         Peserta didik memehami cara menulis  teks lakon wayang berbahasa Jawa secara mandiri. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk maju membacakan teks wayang di depan kelas dengan percaya diri dan bertanggung jawab.
40 menit
Evaluasi

·         Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang berkaitan dengan  cara menulis teks wayang berbahasa Jawa secara mandiri dengan penuh tanggung jawab dan santun.
5 menit
Penutup

·         Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang  cara menulis teks wayang berbahasa Jawa secara mandiri dengan penuh tanggung jawab.
·         Guru mengajak peserta didik mengucap syukur agar ilmunya bermanfaat.
·         Guru mengucap salam penutup.
5 menit

Penilaian
1.      Teknik Penilaian
a.       Penilaian sikap  dilakukandengan teknik observasi melalui jurnal secara tidak langsung.
b.      Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.
c.       Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.


2.      Instrumen Penilaian
a.      Instrumen jurnal
Contoh:

Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual
Nama Sekolah      : SMP Negeri I Gondang
Kelas/Semester     : VII/Ganjil
Tahun pelajaran    : 2019/ 2020

No
Waktu
Nama
Siswa
Catatan Perilaku
Butir Sikap
1


·          







Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah      : SMP Negeri I Gondang
Kelas/Semester     : VII/Ganjil
Tahun pelajaran    : 2019/ 2020

‘No
Waktu
Nama
Siswa
Catatan Perilaku
Butir Sikap
1.





2
dst.




1.         Pengetahuan
                            a.               Teknik Penilaian                      : Tes Tulis
                           b.               Bentuk Instrumen       :  Uraian Non Objektif (UNO)
                            c.               Kisi-kisi                       :



LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
No
Indikator
Butir Instrumen
  1.  
Menjelaskan struktur teks cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
A,b dan c
  1.  
Menentukan unsur kebahasaan teks cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
A,b dan c
  1.  
Menjelaskan makna kata sukar dalam teks cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
A,b dan c
  1.  
Menjawab pertanyaan terkait isi teks cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
A,b dan c
  1.  
Menyimpulkan isi teks cerita wayang berjudul “Bharatayudha”
A,b dan c
Instrumen: lihat Lampiran 02.
2.    Keterampilan
a.    Teknik Penilaian     : P1= Evaluasi Produk dan P2= Evaluasi Unjuk Kerja
b.    Bentuk Instrumen   : Lembar Penilaian
c.      Kisi-kisi                :
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
No
Indikator
Rubrik Penilaian
Butir Instrumen
1.

2.

3.
Peserta didik menyajikan hasil apresiasi dalam bentuk karya tulis sederhana.
Peserta didik membuat dan membaca teks cerita wayang yang dibuatnya
Peserta didik mengapresiasi penampilan teman
P1

P2

P1 dan P2
2

1

3
Instrumen: lihat Lampiran 03Kunci Jawaban
 NILAI =   (Skor yang didapat/Skor maks) x 100
                                                                                                   Mojokerto,   16 Juli 2019
              Mengetahui,                                                                                                             
              Kepala Sekolah                                                            Guru Bahasa Jawa


              ……………..                                                              
       Nip. ………………                                                    

Lampiran 01
Lembar Pengamatan Diri
1.      Wenehana tanda centang (√) ing andharan(pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kasunyatan kang koklakoni.
2.  Katrangan kanggo mbiji pakulinan (kebiasaan):
5   =   ajeg
4   =   kerep
3   =   arang-arang
2   =   tau
1   =   blas
2.    Lembar Pengamatan
No.
Aspek penilaian
Kriteria
5
4
3
2
1
1
a.     Kulina donga (ngucap/nulis krana Gusti Kang Maha Kuwasa) sadurunge miwiti pasinaon Basa Jawa





b.     Kulina migunakake Basa Jawa kanggo ngomong marang sapa wae (guru, kanca) nalika jam pelajaran Basa Jawa.





c.     Kulina ngetrapake tata krama nalika srawung karo kancane





d.    Kulina ngetrapake tata krama nalika matur marang gurune.





2
·      Jujur nalika njawab pitakon-pitakon ngenani wacana crita wayang manut panemune dhewe.





3
·       Tanggungjawab marang tugas pribadi
·       Tanggungjawab marang tugas kelompok.





4
·       Ngurmati panemune wong liya nalika diskusi.
·       Migunakake tembung kang pas (ora kasar lan kemproh) nalika ngomong lan takon ing diskusi.





5
·      Nggatekake nalika nyemak teks crita wayang.
·      Tertarik, pingin ngerti lansinauteks crita wayang.








Lampiran 02
Lembar Pemgetahuan
A.         Teks crita wayang
          Crita wayang ing ngisor iki wacanen kanthi trep!
BHARATAYUDHA
Krsna kang tumuju Gajahwaya, saperlu makili Pandhawa ing rembugan karo Kurawa ngenani perangane kerajaan. Drsharasta ngutus supaya kabeh disiapake. Krsna disuguhi kanthi becik nanging Krsna nampik jalaran durung anane asil saka rembugan mau. Duryodhana nganakake rembugan karo Dussana, Sakuni lan Karna. Katelune ngelingake yen Krsna kuwi mungsuhe wong telu mau. Nalika kabeh wis kumpul, Krsna duwe panyuwunan supaya peperangan bisa dirembug kanthi paseduluran lan nggunaake cara yaiku merang kekuwasaan kerajaan. Usule Krsna disengkuyung dening Dorna lan Bisma, nanging Duryodhana ora setuju karo panyuwune Krsna lan kepingin perang tetep dilaksanaake. Sabanjure Krsna pamit marang bulike kang asma Kunthi. Kunthi aweh piweling marang Krsna supaya nduweni watek ksatriya. Sabanjure Krsna njaluk marang Karna supaya mbela Pandhawa, nanging Karna nampik panjaluk mau.
Para Pandhawa nampa warta ngenani lakune Krsna kang njaluk dalan paseduluran mau, sawise ngerti yen Kurawa ngajak peperangan, Pandhawa siap – siap kanggo perang. Pandhawa tumuju ing tegal Kurusetra. Panglima perange Pandhawa yaiku Sweta. Kurawa siap – siap budhal menyang Kurusetra, lan panglima perang Kurawa yaiku Bhisma.
Peperangan diwiwiti ing Kurusetra. Sweta gugur ing peperangan jalaran Bhisma. Sesuke peperangan dibacutake, ing peperangan kapindho iki Krsna ora melu langsung sajrone peperangan asile Bhisma gugur merga kena panahe Arjuna. Drona kang dadi panglimane para Kurawa. janji marang Duryodhana, yen arep nggawa Yudhistira lan diadhepake ing Duryodhana, nanging Arjuna lan Bhima ora oleh ana ing peperangan. Abimanyu  nantang para Kurawa ing peperangan, nganti diadhepi dening Duryodhana. Pandhawa nyoba aweh pitulungan marang Abimanyu nanging dialangi dening Jayadratha.
Abimanyu banjur dikalahake dening bala kang luwih akeh banjur tiwas. Jisime dikupengi dening ibune lan rong garwane Uttari lan Siti Sundari. Arjuna perang lawan Bhisma. Arjuna sedih banget jalaran kelangan Abhimanyu. Yudhistira njelasake nalika arep nulung Abimanyu dialangi Jayadratha. Arjuna kepingin pati Jayadratha.
Peperangan ditutukake. Kreta titihane Duryodhana dirusak dening Arjuna saengga Duryodhana ninggalake peperangan. Ana uga peperangan antarane Bhurisrawa lan Satyaki. Nalika Satyaki arep dikalahake karo Bhurisrawa, lengene Bhurisrawa ditugel dening Arjuna, saingga Satyaki mateni Bhurisrawa. Arjuna lan Bhima kasil mateni bala Kurawa akeh, saingga Arjuna lan Bhima tenagane entek. Kanthi swasana kang kaya mangkene Krsna aweh pitulungan kanthi cara ndelikake srengenge ing walike cakrane Krsna, saingga Kurawa ngira yen wis wengi. Arjuna nanthang Kurawa, lan nglakokake kretane ing Jayadratha, Jayadratha kasil dipateni Arjuna. Karna kang banjur dadi panglimane Kurawa.
Pratipeya peperangan karo Setyaki,  nanging Pratipeya kasil dipateni dening Bhima. Karna melu ing peperangan. Yudhistira ngutus Arjuna supaya ngadhepi Karna, nanging miturut Arjuna kang bisa ngadhepi Karna yaiku Ghatotkaca. Panemune Arjuna disengkuyung. Ghatotkaca kasil mateni raksesa. Karna kasil ngajurake kretane Ghatotkaca. Ghatotkaca kena panah lan tiwas. Para Pandawa sedih jalaran Ghatotkaca tiwas. Dorna ora bisa diadhepi kanthi peperangan salumrahe mula Krsna bakal nggawe siasat kanggo ngalahake Dorna. Siasat kang dilakoni dening Krsna yaiku ngabarake yen Aswatama gugur, kanthi cara mangkono
dadekake Dorna ora duwe daya. Nanging Yudhistira lan Arjuna ora setuju karo siasat mau. Sawise Bhima kasil mateni gajah kang aran gajah Aswattama, mula Yudhistira setuju marang siasat mau. Siasat mau banjur dilakoni. Drona semaput , Dhrsadyyuma kasil nugel sirahe Dorna. Aswattama males patine Drona. Krsna merintahake marang Pandawa supaya ngendhekake perang. Aswatthawa dikalahake dening Arjuna, lan mundur saka peperangan lan tapa.
Karna nerusake panglima perange Kurawa. Karna kepingin Salya bisa ngungkuli kasektene Arjuna lan Krsna. Salya nyaguhi panjaluke Karna. Bima adhep adhepan karo Duryodhana. Duryodhana kalah, banjur Dussasana dipateni Bhima. Peperangan antarane Arjuna lan Karna dienteni dening para bala. Karna kasil mati ing tangane Arjuna nalika nyiapake panah kanggo nyerang Arjuna, nanging gulune kena panah Arjuna banjur Karna tiwas. Duryodhana rumangsa yen kalah, banjur njaluk pitulungane Sakuni supaya nggawe siasat wilet. Sakuni sumelang yen wektune ora cukup. Sakuni usul supaya Salya dadi panglima perang. Nanging salya ora gelem nampa pepengine Duyodhana. Salya njelasake supaya peperangan dirembugake kanthi paseduluran. Duryodhana nampik pepenginane Salya. Aswatthama nuduh yen Salya cidra ora gelem bela marang Kurawa. Salya dadi panglimane Kurawa.
Nalika ing peperangan Salya ketekan Nakula kang diutus Krsna. Nakula ngomong marang Salya supaya ninggalake peperangan. Nakula luwih becik dipateni dening Salya pamane tinimbang Nakula mateni Salya. Salya banjur nerangake ngenani kewajibane dadi satriya. Salya uga nerangake yen Salya bisa mati ing pusakane Yudhistira.
Salya dikalahake karo Yudhistira, Yudhistira ora tega mateni pamane. Bima mateni Sakuni, lan nguber Duryodhana kang ngilang. Duryudhono siap ngadhepi Bhima. Duryodhana nantang Bhima nggawe gada. Arjuna paring isyarat marang Bhima supaya ngantemake gadane menyang pupune Duryodhana.
Para Pandawa bali lan nganakake pahargyan jalaran menang. Krsna isih sumelang marang apa kang diucapake Duryodhana nalika tatu. Duryodhana ora bakal mati yen durung mateni Pandawa. Krsna banjur ngutus Pandawa supaya Pandawa teka ing papan suci saperlu nebus dosa. Aswathama mangerteni musuhe kang lagi turu, banjur mateni kabeh musuhe lanang kalebu anake Dropadi. Krsna lan Wyasa nyoba nglipur atine Dropadi. Dropadi kepingin males marang Aswathama lan nyuwun supaya mutiara kang ana ing janggute Aswathama diwenehake marang Dropadi. Bima arep mateni Aswathama nganggo gada, nanging bisa diinggati Aswathama. Arjuna arep manah Aswathama nanging dening Siwa panah kang mubal – mubal mau ora dikeparengake kanggo mateni manungsa. Arjuna manut, nanging Aswathama ora bisa mateni geni. Nuduhake yen kakuwatane Arjuna ora bisa ditandhingi dening Aswathama. Aswathama dipeksa kanggo ngewenehake mutiarane, panah mau ora bisa diinggati lan kena ing wetenge Uttari kang lagi ngandhut, nanging dening Krsna diuripake maneh. Anak kang ana ing guwa garbane Uttari kang dadi raja aran Pariksit. Dropadi banjur menehake mutiyara mau marang Yudhistira banjur dadi ratu ing Indraprastha.
Sawise Krsna lan Pandawa bali menyang suwarga lan tiba ing jaman Kali, Wisnu nitis ing Sri Baginda Jayabaya kang bisa nentremake bawana.
·      Nggawea kelompok, saben kelompok dumadi saka 2-3 anggota.
·      Temtokna sapa sing dadi ketua kelompok
·      Tugase ketua kelompok, mimpin anggota kelompok kanggo ngayahi kewajibane kanthi jujur, tanggung jawab lan santun.
·      Tugas kelompok : diskusi kanggo nggarap kabeh gladhen .
·      Asile diskusi ditulis ana lembar kerja.
·      Asile diskusi dipaparake ana ngarep kelas.

 






                                               


Nama  :  .............................
                                                                    Kelas/No absen : ................

Gladhen 1
a.    Pitakon ing ngisor iki wangsulana!
Tuladha :
·      Apa irah-irahane wacan sing wis kokwaca ing ndhuwur?
Irah-irahane wacan ing ndhuwur “ Bharatayudha”
1.    Prabu Krsna Tumuju menyang ngendi?
2.    Coba critakna kepriye larah-larahe anggene Prabu Krsna sowan menyang Gajahwaya!
3.    Sebutna sapa wae sing kalebu ing golongan Pandhawa!
4.    Kena apa prabu Karna luwih mbela Kurawa tinimbang Pandhawa?
5.   
Gladhen 3 : dhiskusikna karo kanca-kancamu!
1.      Kepriye sejatine gegayutane Pandhawa lan Kurawa?
2.      Coba gambarake silsilahe kaluargane Pandhawa lan Kurawa
3.      Amanat apa sing bisa didudut saka dumadine paparangan sing kagelar antara Pandhawa lan Kurawa?
4.      Tulisen isine wacan mau mawa basa sing komunikatif!

Bela lan patine Prabu Karna marang Kurawa apa wis bener? Kepriye miturut pamawasmu!





b.    Pratelan/andharan (pernyataan) ing ngisor iki yen bener wenehana tanda  B, yen salah wenehana tanda S.
1.    Bhisma gugur merga kena panahe Arjuna. (B/S)
2.    Panglima perange Pandhawa yaiku Bhisma. (B/S)
3.    Siasate Krsna yaiku ngabarake yen Aswatama gugur ing peperangan. (B/S)
4.    Krsna ngutus Pandawa supaya Pandawa teka ing papan suci saperlu nebus dosa.    (B/S)
5.    Kang menehake mutiyara marang Yudhistira yaiku Uttari. (B/S)

c.    Tembung kang kacetak kandel golekana basa kramane banjur tulisen maneh ukara mau ing titik-titik ngisor!
Nalika Satyaki arep dikalahake karo Bhurisrawa, lengene Bhurisrawa ditugel dening Arjuna, saengga Satyaki mateni Bhurisrawa. Arjuna lan Bhima kasil mateni bala Kurawa akeh, saingga Arjuna lan Bhima tenagane entek. Kanthi swasana kang kaya mangkene Krsna aweh pitulungan kanthi carandelikake srengenge ing walike cakrane Krsna, saengga Kurawa ngira yen wis wengi.







Lampiran 03
Lembar Pengamatan Portofolio Hasil Tulisan
                                                                    Nama  :  .............................
                                                                    Kelas/No absen : ................

Wenehana tandha centhang (√) ing andharan (pernyataan) sing kokanggep paling pas karo kanyatan sing kokamati, tulisane kancamu.      
 (1)  Gawea karangan crita wayang  kanthi tema “Kabudayan Jawa”!
No.
Nama
Mengarang cerita wayang

Butir Soal C1
Diksi
Kalimat
Isi
Bahasa
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4






































































































































(2)   Wacanen crita wayang asil karanganmu ana ngarep kelas!



Nama
Membaca Ekspresif  cerita wayang

Butir Soal C2
Intonasi
Ekspresi
Gesture/Gerak
Bahasa
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4


















































































































Rubrik/ Penafsiran angka : 1. kurang, 2. cukup, 3. baik, 4. amat baik

(3)   Andharna apa isi crita wayang kuwi lan pesan moral apa kang ana sajrone teks wayang!



No.
Nama
Apresiasi  cerita wayang

Butir Soal C3
Analisis
Isi
Penyampaian
Pendapat
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4


















































































































Rubrik/ Penafsiran angka : 1. kurang, 2. cukup, 3. baik, 4. amat baik

                                                                                .............., .................2019
                                                                                Pengamat, 


                                                                                .....................................
LAMPIRAN MATERI/ BAHAN AJAR
A.  KAWRUH SASTRA
Wayang, salah sijine saka kesenian Jawa sing wis diakoni pinangka warisan budaya dunia. Pagelaran wayang mujudake seni pertunjukkan sing mbutuhake seni musik, seni suara, seni rupa, seni tari, seni drama lan seni sastra. Yen dijingglengi saka seni sastra/kasusastran, crita wayang babone saka kakawin, kitab lan serat sing mujudaken asil karya sastra.
         Jinise wayang ing Jawa mligine, lan ing Indonesia akeh banget, amarga meh kabeh daerah/wilayah ing Indonesia nduweni wayang kanthi ciri khas.Ing Jawa bae jenis lan babone crita uga beda-beda. Wayang purwa (kulit/ wong) babon critane saka kitab Ramayana lan Mahabarata. Wayang Golek lan wayang krucilbabon critane saka serat babad, serat menak lan crita rakyat. Wayang jemblung babon critane saka serat Ambiyak, wayang suluh babone crita saka kisah nabi Isa ing kitab Injil lan crita rakyat. Lan isih akeh maneh jenise wayang sing saiki wis langka lan bisa ditemoni ing museum kayata wayang beber, wayang thithi, wayang potei, wayang thengul lan sapanunggalane.
Wayang purwa uga diarani wayang kulit. Babone crita wayang purwa iku Serat Mahabarata lan serat Ramayana. Serat Mahabarata kaanggit dening pujangga Wiyasa, dene serat Ramayana kaanggit dening pujangga Walmiki.Crita kaloro mau asal usule saka India. Nalika crita kasebut melbu ing Tanah Jawa, para pujangga lan para winasis jawa ngolah lan njarwakake sarta kajumbuhan karo pangrasa, tata cara lan pribadhi Jawa. Serat Ramayana diolah lan dijarwakake nganggo basa Jawa Kuna. Saka asil pamikire para winasis Jawa mujudake perangan wayang kanthi 18 cacahe, antarane yaiku:
  1. Wayang purwa
Wayang sing digawe saka lulang. Biasane njupuk lakon Mahabarata lan Ramayana. Wayang iki wiwit ana kira-kira taun 903
  1. Wayang wong
Wayang sing paragane wong. Biasane njupuk lakon saka Mahabarata lan Ramayana.
  1. Wayang golek
Wayang sing digawe saka kayu, wujude boneka. Disandhingi rerenggan wayang. Biasane njupuk lakon Amir Hamzah utawa Umar Maya. Wayang iku wiwit ana kira-kira abad ka-19
  1. Wayang krucil
Wayang sing digawe saka kayu,wangune gepeng. Biasane njupuk lakon Damarwulan.
  1. Wayang Beber  sing wujude gambar sing dijereng lan dibeber. Dhalang nyritakake isine gambar. Biasane njupuk lakon Panji. Wayang iku wiwit ana kira-kira taun 1564.
  2. Wayang kancil
Wayang sing perangane kewan kabheh. Njupuk lakon dongeng kancil, wayang iku wiwit ana kira-kira taun 1830.
  1. Wayang Dupara
Wayang digawe saka kulit, nggambarake crita saka Kraton Demak nganti tekan Surakarta, wiwit ana ing taun 1830.
  1. Wayang Adam Makrifat
Wayang sing nyritakake kawruh tasawuf. Wayang iku wiwit ana kira-kira taun 1940.
  1. Wayang Gedhog
Wayang sing digawe saka kulit. Njupuk cerita Panji. Wiwit ana taun 1563.
  1. Wayang Pancasila
Wayang sing digawe saka kulit. Njupuk lakon pengalaman pancasila, wiwit ana ing taun 1947.
  1. Wayang Wahyu
Wayang sing digawe saka kulit, njupuk lakon saka kitab injil, wiwit ana ing taun 1963
  1. Wayang Jawa
Digawe saka kulit, njupuk lakon bab perjuangane pangeran Diponegoro wiwit ana taun 1940
  1. Wayang Perjuangan
Digawe saka kulit, njupuk lakon bab perjuangan bangsa Indonesia wiwit ana kira0kira taun 1943
  1. Wayang Suluh
Njupuk lakon bab perjuangan lan penerangan liyane kaya ta bab tarnsmigrasi wiwit ana taun 1947
  1. Wayang Sejati
Njupuk lakon bab kawruh syarat wiwit ana kira-kira taun 1972
  1. Wayang Kidang Kencana
Wayang sing digawe saka kulit, njupuk lakon Mahabarata lan Ramayana wiwit ana kira-kira taun 1556
  1. Wayang Madya
Njupuk lakon crita Parikesit, wiwit ana ing taun 1850.
  1. Wayang Kuluk
Njupuk lakon crita saka Kraton Demak nganti tekan Ngyogyakarta. Wiwit ana ing taun 1830.

B.  KAWRUH BASA
1.    Swara jejeg lan swara miring
a.    Swara jejeg, tegese aksara swara diwaca lan diucapake kanthi jejeg apa anane. Lumrahe aksara swara mau manggon ana wanda tinarbuka, ora disigeg.
Tuladhane:dina, wadyabala, uga, saka, mula, iki lsp.
b.   Swara miring, tegese aksara swara diwaca lan diucapake rada miring nyedhaki aksara swara liyane. lumrahe, aksara swara mau manggon ana wanda sigeg.
Tuladha: perang, pandhawa, weruh, marang,panuwun, lsp.
2.    Swara aksara t (ta), aksara q (tha), f(da) lan d (dha)
·      t (ta)à[to [tok\ =  Totok (jeneng uwong)
·      q (tha)à[qo[qok\  = thothok (dithuthuk karo balunge driji sing ditekuk)
·      f(da)àpf  =  pada (BI. Bait)
·      d(dha)àp d=  padha (BI. Sama)
Pangucapan swara lan aksara ing Basa Jawa, bisa mbedakake teges. Luwih jelas manawa pathokane nganggo huruf Jawa.
 

                                                                                                                      




0 comments:

Total Pageviews

anti block

G.ads