Anoman Duta
Suatu
ketika Prabu Rama menanyakan pada Anoman berapa lama waktu perjalanan yang
ditempuh dalam melakukan tugas. Anoman menyangggupi 10 hari. Diperkirakan oleh
Anoman, Kerajaan Alengka jauh letaknya, disamping itu ada kemungkinan dalam
perjalanan nanti akan menghadapi mata-mata Prabu Dasamuka, yang pasti akan
menghambat perjalanan berikutnya. Sedangkan Anggada menyanggupi 7 hari.
Kemudian keduanya tawar - menawar. Anoman menyanggupi 5 hari parjalanan menuju
Alengka. Anggada tidak mau mengalah, ia menyanggupi 3 hari perjalanan menuju
Alengka. Anoman akhirnya menyanggupi 1 hari. Kemudian Prabu Rama menunjuk
Anoman untuk berangkat ke Alengka. Perjalanannya menuju Alengka disertai Para
Punakawan,Semar,Gareng,Petruk dan Bagong..
Untuk
memudahkan perjalanan, para punakawan dimasukkan dalam kancing gelung Anoman.
Dari penulis menginginkan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong bisa terbang,
mengikuti Anoman yang sedang terbang dalam perjalanannya ke Alengka, namun
karena tidak lazim, ada Semar, Gareng, Petruk dan Bagong bisa terbang, maka
mereka saya masukkan saja dalam kancing gelung Anoman. Mereka sebenarnya bisa
terbang, karena Semar adalah jelmaan Dewa, Gareng dan Petruk adalah gandarwa
sedangkan Bagong adalah bayangan Semar.
Pada
hari pertama perjalanannya, Anoman pergi ke kahyangan, menemui Batara Surya .
Dimintanya Batara Surya mau mengikat matahari supaya tidak bergeser ke Barat.
Batara Surya keberatan,dan tidak bisa menyanggupi kemauan Anoman. Anoman
memaksa Batara Surya untuk memenuhi permintaannya.Maka terjadilah perkelahian
antara keduanya. Semar segera melerai perkelahian mereka. Akhirnya Semar
sendiri yang minta agar Batara Surya mau menuruti kehendak Anomann.
Akhirnya.Batara Surya memenuhi keinginan Anoman, mengingat Semar adalah
Sanghyang Ismaya adalah ayahanda Batara Surya sendiri. Anoman meminta Batara
Surya tidak melepaskan matahari sampai Anoman kembali ke Pancawati.. Batara
Surya menuruti permintaan Anoman. Batara Surya mengikat matahari yang posisinya
masih diatas kepala, sehingga negeri Pancawati akan mengalami siang yang
berkepanjangan selama Anoman dalam perjalanan.
Ditengah
perjalanan di angkasa menuju Alengka, Anoman kehilangan arah. Anoman sudah
berada diatas lautan Hindia. Laut luas membiru. Anoman terkejut merasa ada
kekuatan besar yang menyedot tubuhnya, Tiba-tiba saja tubuh Anoman tertarik
kebawah dan masuk dalam perut raksasa.Raksasa itu Wil Kataksini, yang bertugas
menjaga lautan Alengka. Tubuh Anoman tidak berdaya dan berusaha keluar dari
mulut raksasa Wil Kataksini.
Anoman
dengan sekuat tenaga menendang-nendang dan mencakar-cakar dalam perut Wil
Kataksini. Kataksini merasa dalam perutnya perih dan geli. Anoman yang ada
dalam perut itu di muntahkan kembali keluar mulutnya. Setelah itu tubuh Wil
Kataksini menjadi limbung, dan roboh, Wil Kataksini tewas.
Sementara
itu tubuh Anoman bagaikan dibanting, Anoman jatuh terpelanting di daerah
pegunungan. Anoman memperkirakan daerah Suwelagiri, sangat cocok untuk
menghimpun pasukan dan menyusun pertahanan Prabu Rama dalam penyerangan ke
istana Alengka atau tempat unntuk memata-matai Prajurit Alengka.
Anoman
sudah tidak bisa terbang lagi. Ia melanjutkan perjalanan lewat daratan dengan
tertatih-tatih. Setelah berjalan begitu lama, Anoman tidak kuat lagi. Ia jatuh
pingsan. Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, segera keluar dari kancing gelung
Anoman. Semar, Gareng, Petruk dan Bagong membawa Anoman ketempat berlindung.
Tidak
jauh dari tempat itu, terdapat sebuah goa, yaitu Goa Windu tempat bersemayamnya
seorang pertapa wanita bernama Dewi Sayempraba. Dewi Sayempraba adalah mantan
istri Prabu Dasamuka. Ia seorang bidadari. Semar, Gareng, Petruk dan Bagong
yang memapah Anoman sudah sampai dihadapan Dewi Sayempraba. Dewi Sayempraba
segera menyambut kedatangan para tamunya. Setelah beberapa hari dirawat di
dalam goa, Anoman sadar dari pingsannya. Ia terkejut ketika mengetahui dirinya
berada di dalam istana yang megah, Anoman kagum ternyata di dalam goa terdapat
istana yang megah dan indah. Ia pun melihat ada seorang dewi cantik berada
dihadapannya. Anoman tertarik kecantikan Dewi Sayempraba. Selama dalam
perawatan Dewi Sayempraba, Anoman tidak tahu apa yang dilakukan pada dirinya.
Kelihatannya
Anoman terpedaya dengan kecantikan dewi Sayempraba. Anoman dan para punakawan
dijamu dengan makanan yang lezat dan minuman yang menyegarkan. Anoman dan para
punakawan makan dengan lahapnya.Anoman memang lapar. Sudah lama ia pingsan jadi
sudah beberapa hari tidak makan. Selesai makan minum, Anoman berpamitan mau
melanjutkan perjalanan menuju Alengka. Dewi Sayempraba menghalangi Anoman, agar
tidak meninggalkan Goa Windu. Sayempraba menghendaki agar Anoman bersedia
memperistrinya. Anoman menolak ajakan dewi Sayempraba. Kemudian Anoman segera
mengajak para punakawan meninggalkan istana Sayempraba.
Sepeninggal
Anoman, Dewi Sayempraba gundah gulana. Ia kecewa Anoman tidak menanggapi
cintanya. Padahal Dewi Sayempraba sangat mencintainya. Namun Dewi Sayempraba
percaya, kalau Anoman akan kembali ke Goa Windu pada suatu saat. Setelah
beberapa lama berjalan meninggalkn goa. Tiba-tiba kedua mata Anoman seakan akan
melihat seberkas cahaya yang sangat menyilaukan. Kemudian pandangan menjadi
gelap, Anoman menjadi buta Anoman menjadi sedih, Ia merasa gagal melaksanakan
tugas dari Prabu Rama. Para panakawan memapah Anoman dan mencarikan orang yang
dapat mengobati sakitnya.
Anoman
kelihatannya masih beruntung, agaknya tangisannya didengar oleh seekor burung
garuda, yang bernama Sempati. Sempati mencoba mengobati Anoman. Sebelumnya
Burung Sempati memohon dewa agar dapat menyembuhkan mata Anoman. Sempati
mengobati kedua mata Anoman dengan meneteskan air liur dari paruhnya.
Permohonan burung Sempati kepada dewa, agaknya dikabulkan Dewa, Anoman sembuh.
Anoman sudah tidak buta lagi.
Burung
Sempati menceriterakan saudaranya, Burung Jatayu, yang tewas ketika melawan
Prabu Dasamuka. Burung Jatayu sebenarnya mau menyelamatkan Dewi Sinta yang
diculik Prabu Dasamuka. Namun Jatayu gagal membawa Dewi Sinta ke Ayodya, karena
Prabu Dasamuka, membabat kedua sayapnya dan lehernya dari belakang, sehinga
burung Jatayu jatuh ke bumi.Sedangkan Dewi Sinta dapat direbut kembali oleh
Prabu Dasamuka dan dibawa ke negerinya, Alengka. Beberapa saat kemudian, Jatayu
pun tewas. Anoman mendengar cerita Burung Sempati menjadi semakin yakin, bahwa
yang menculik Dewi Sinta adalah Prabu Dasamuka. Anoman dan para Punakawan
mengucapkan terima kasih pada burung Sempati karena telah menyembuhkan Anoman
dari kebutaannya. Anoman dan para Punakawan berpamitan kepada burung Sempati,
untuk meneruskan perjalanannya ke negeri Alengka Oleh Anoman para Punakawan
dimasukkan kembali dalam kancing gelungnya. Kemudian Anoman melesat jauh
keangkasa menuju Istana Alengka. Perjalanan Anoman ke istana Alengka dirasa
tidak terlalu lama lagi. Setelah beberapa saat kemudian sampailah Anoman ke
Istana Alengka.
Indrajid
anak Prabu Dasamuka yang sedang berjaga di luar Istana melihat sekelebatan
makhluk asing yang berlalu dihadapannya. Indrajid penasaran, ia segera mencari
keseluruh penjuru Istana. Anoman sekarang sudah berada di taman Asoka. Ia
bersembunyi diatas pohon Nagasari yang rimbun daunnya.
Sementara
itu di Kaputren taman Asoka, Prabu Dasamuka merasa kecewa, karena dewi Sinta
belum mau diboyong ke dalam Istana. Prabu Dasamuka berniat memaksa dewi Sinta
untuk melayani dirinya. Namun niat Prabu Dasamuka dapat diurungkan oleh Dewi
Trijatha anak Wibisana, adik Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka meninggalkan taman
Asoka dengan kecewa.
Untuk
menghilangkan gundah hati Dewi Sinta, Dewi Trijatha mengajak Dewi Sinta ke
taman bunga yang letaknya dekat pohon Nagasari, dimana tempat Anoman
bersembunyi. Anoman segera meloncat dari pohon. Kedua wanita itu menjadi
terkejut, ketika melihat makhluk asing didepannya. Anoman memperkenalkan diri
bahwa ia utusan Prabu Rama. Anoman menyampaikan pesan Prabu Rama agar Dewi
Sinta bersabar menunggu kedatangan Prabu Rama untuk menjemputnya. Anoman
menawarkan jasa, apabila Dewi Sinta menghendaki Anoman akan membawa pulang
ketempat Prabu Rama.
Anoman
memberikan cincin dari Prabu Rama kepada Dewi Sinta. Dewi Sinta menerima
pemberian cincin dari Prabu Rama, dan dipakai dijari manisnya. Namun sayang
cincin itu menjadi kebesaran, karena Dewi Sinta menjadi kurus kering, setelah
tinggal di Alengka. Dewi Sinta menitipkan sebuah sisir yang sudah lama tak
dipakai. Karena sejak di Alengka Dewi Sinta sudah tidak mau menyisir rambut dan
merawat dirinya. Kelihatannya badan Dewi Sinta menjadi rusak. Dewi Sinta merasa
tersiksa di negeri orang, jauh dari Prabu Rama. Dewi Sinta tidak bersedia
dibawa Anoman pulang ke tempat Prabu Rama. Dewi Sinta menginginkan Prabu Rama sendiri
yang menjemput pulang.
Belum
selesai mereka saling bicara, Indrajid dan pasukannya telah mengepung taman Asoka.
Anoman sengaja tidak memberi perlawanan, agar mereka menangkap dirinya. Anoman
bermaksud mengukur kekuatan pertahanan Alengka. Indrajid segera membawa Anoman
ke tempat Prabu Dasamuka yang sedang mengadakan pertemuan agung, yang dihadiri
Patih Prahasta, adik-adik Prabu Dasamuka, seperti Kumbakarna, Sarpakenaka,
Wibisana, para putera Prabu Dasamuka serta raja-raja taklukan Kerajaan Alengka.
Setelah
Anoman dibawa masuk ke dalam Istana, Indrajid menghadap Ayahandanya dan
melaporkan semua kejadian yang baru terjadi. Mendengar itu muka Prabu Dasamuka
menjadi merah padam.Prabu Dasamuka marah bukan kepalang.
Oleh
Prabu Dasamuka, Indrajid disuruh mengikat Anoman di depan istana, dan dibakar
hidup-hidup.Indrajid berangkat melaksanakan tugas. Anoman digelandang keluar
istana dan di ikat di tiang depan istana. Anoman melihat beberapa orang
perajurit membawa kayu bakar, dan menumpukkannya di sekeliling Anoman berdiri.
Indrajid dan para perajuritnya masuk kembali ke istana, dan melaporkan kesiapannya
untuk membakar Anoman .
Sewaktu
Indrajid dan perajurit-prajuritnya masuk istana, datanglah Togog, seorang Abdi
Kerajaan Alengka jelmaan Sanghyang Antaboga mendatangi Anoman. Dibawakannya
Anoman sebuah kendi yang berisi air minum yang sejuk dan menyegarkan. Anoman
memang sejak tadi merasakan kehausan, karena sejak kedatangannya di negeri
Alengka belum minum sama sekali.Anoman segera menerima kendi itu dan
meminumnya. Anoman merasakan tubuhnya menjadi segar kembali. Anoman berterima
kasih kepada Togog dan berpesan, agar Togog memasang janur kuning diatap
rumahnya.
Tiada
lama kemudian Indrajid bersama ayahandanya, Prabu Dasamuka beserta para adik
dan putera-putera yang lainnya mendekati Anoman. Wibisana, Adik Prabu Dasamuka
meminta kakaknya bisa berbuat bijaksana. Dimintanya Prabu Dasamuka melepaskan
Anoman dan menyuruhnya pulang ke Negara asalnya.
Prabu
Dasamuka tidak memperdulikan permintaan adiknya. Prabu Dasamuka segera menyuruh
Indrajid segera membakar Anoman. Dengan sekali sulut saja, terbakarlah seluruh
tumpukan kayu disekeliling Anoman. Anoman kelihatan sudah terbakar dan sekarang
yang nampak hanyalah nyala api yang membumbung tinggi. Api semakin membesar dan
menjilat-jilat sampai setinggi istana.
Setelah
ikatan Anoman terlepas, Anoman terbang dengan membawa api yang menyala
ditubuhnya. Api tidak membakar Anoman. Anoman melemparkan api-api itu keseluruh
bangunan istana. Istana Alengka terbakar. Penghuninya lari
pontang-panting.Seluruh bangunan istana habis terbakar.
Untunglah
masih ada satu tempat yang tidak terbakar, yaitu sebuah rumah gubug milik
Tejamantri Togog. Prabu Dasamuka dan segenap keluarga dan perangkatnya
mengungsi kerumah Togog. Selesai membakar istana Alengka, Anoman pun
meninggalkan Alengka kembali ke negeri Pancawati.
Anoman
sekarang sudah kembali ke Negara Pancawati. Mataharipun mulai bergeser ke
barat.Rupanya Bathara Surya telah mengetahui kepulangan Anoman ke Pancawati,
sehingga tali pengikat matahari pun dilepas. Anoman kemudian menceriterakan
semua kejadian yang dialami, khususnya pertemuan dengan Dewi Sinta.Kepada Rama,
Anoman menyerahkan titipan Dewi Sinta berupa sisir yang sudah lama tidak
dipakainya. Dewi Sinta tidak akan pergi dari Alengka kalau yang menjemput bukan
Prabu Rama sendiri. Sehingga ajakan Anoman untuk memboyong Dewi Sintapun ditolak
olehnya. Prabu Rama bersedih hati mendengar laporan Anoman, ia terharu
mengetahui Dewi Sinta istrinya selalu setya padanya. Prabu Rama berjanji akan
segera menyusul Dewi Sinta ke Alengka, untuk memboyongnya pulang kenegeri
Ayodya.
Prabu Rama segera bersiap-siap
menggelar perang melawan Prabu Dasamuka.Prabu Dasamuka nantinya hanya ada dua
pilihan, memilih dengan cara damai yaitu Prabu Dasamuka mengembalikan Dewi
Sinta kepada Prabu Rama, ataukah dengan perang. Untuk membawa pasukan ke negeri
Alengka, Prabu Rama merencanakan membuat jembatan atau menambak air laut
sehingga di laut ada jalan yang bisa dilewati pasukan Prabu Rama, mulai dari
Pantai Pancawati ke daratan Alengka.
0 comments:
Post a Comment