RPP BAHASA JAWA KELAS 7 SEMESTER GENAP K13
Pedoman Penilaian
Keterangan :
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMPN I ……
Mata
Pelajaran : Bahasa Daerah
(Jawa)
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi
Pokok : Teks Fiksi (Cerita
Rakyat)
Waktu : 4 x 40 menit (2x
pertemuan)
Kompetensi
Inti
1.
Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya
2.
Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.
Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3
|
3.3 Memahami
struktur teks, unsur kebahasaan, dan pesan moral dari teks lisan dan tulis
yang berupa fiksi (wayang/
cerpen/cerita rakyat/ topѐng ḍhâlâng
|
3.3.1
Mengidentifikasi struktur teks
cerita rakyat.
3.3.2
Menganalisis struktur teks cerita rakyat.
3.3.3
Menganalisis unsur kebahasaan teks cerita rakyat
3.3.4
Menjelaskan pesan moral teks cerita rakyat
|
4
|
4.3 Mengapresiasi teks fiksi (wayang/ cerkak/cerita rakyat/
Topeng dhalang) sesuai konteks secara lisan dan tuli
|
4.3.1 Membaca
indah teks cerita rakyat.
4.3.2
Menanggapi isi cerita rakyat.
4.3.3
Menceritakan relevansi pesan moral teks cerita rakyat dengan
kehidupan.
|
Tujuan
Pembelajaran (ABCD)
Sikap
Sikap
Spiritual
1.
Peserta didik dapat berdoa
sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
dengan baik, dengan terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
2.
Peserta
didik dapat menggunakan bahasa daerah sebagai sarana memahami informasi tulis dengan
tepat, dengan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks cerita rakyat “Kancil lan
Pak Tani”.
3.
Peserta
didik dapat menggunakan bahasa daerah sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis sesuai dengan tata
krama/santun, dengan
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks cerita rakyat “Kancil lan
Pak Tani”.
Sikap Sosial
1.
Peserta didik memiliki sikap percaya diri dan bertanggung jawab dalam
membuat tanggapan pribadi terhadap pesan
moral puisi, dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran teks cerita
rakyat.
2.
Peserta didik santun dalam menyajikan/mempresentasikan
tanggapan pribadi terhadap pesan moral puisi, dengan terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran teks cerita rakyat.
Pengetahuan
1.
Melalui kegiatan tanya
jawab, peserta didik dapat menjelaskan struktur
teks cerita rakyat Kancil lan Pak Tani dengan tepat.
2.
Melalui kegiatan tanya jawab,
peserta didik dapat menentukan unsur kebahasaan teks cerita rakyat Kancil lan Pak Tani dengan
benar.
3.
Melalui kegiatan tanya jawab,
peserta didik dapat menyimpulkan pesan moral teks cerita rakyat Kancil lan Pak Tani dengan
benar.
4.
Melalui kegiatan tanya jawab,
peserta didik dapat menyimpulkan isi teks
cerita rakyat Kancil lan Pak Tani dengan benar.
Keterampilan
1.
Setelah belajar tentang isi
cerita rakyat, peserta didik dapat membaca indah teks cerita rakyat sesuai tema
sesuai kaidah dengan bahasa Jawa yang
baik dan benar.
2.
Setelah belajar tentang isi teks
cerita rakyat, peserta didik dapat menanggapi
teks cerita rakyat sesuai tema dengan menggunakan cara dan bahasa yang
santun.
3.
Setelah belajar tentang isi
cerita rakyat, peserta didik dapat merelevansikan pesan moral teks cerita
rakyat dengan kehidupan sehari-hari
Materi
Pelajaran
1.
Teks cerita rakyat.
2.
Struktur
teks cerita rakyat.
3. Unsur kebahasaan teks cerita rakyat (tembung panggandheng, tembung panyilah,
tembung sesulih).
4.
Unsur
intrinsik teks cerita rakyat (tema, alur, paraga, watak, latar, sudut pandang,
amanat).
5.
Pesan moral dalam teks cerita rakyat.
6.
Teknik
bercerita.
7.
Teknik
membaca indah teks cerita rakyat sesuai dengan isi cerita.
8.
Teknik
menanggapi isi teks cerita rakyat yang dibaca sesuai dengan isi cerita.
9.
Relevansi pesan moral teks cerita
rakyat dengan kehidupan sehari-hari.
Metode
Pembelajaran
1.
Pendekatan : Saintifik
-
Membangun konteks
(kegiatan awal)
-
Pemodelan teks (mengamati)
-
Bekerja kelompok
-
Bekerja individu
2.
Model : Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
3.
Metode : Ceramah, Demonstrasi,
tanya jawab, diskusi, pemberian tugas
4.
Teknik :
Explicit Instruction.
KKM 75
Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
Pertemun I
No
|
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Pengorganisasian
|
Alokasi
Waktu
|
|||
1.
|
Pendahuluan
|
· Guru
mengondisikan siswa untuk siap belajar denganmengucapkan salam, peserta didik
dan guru berdoa bersama, dan guru melakukan presensi kepada peserta didik.
· Perserta
didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi peserta didik
dan kelas.
· Perserta
didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
· Peserta
didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
·
Guru bertanya kepada siswa
tentang karya fiksi dan memberi pengertian serta membacakan cerita fiksi
khususnya cerita rakayat. (membangun Konteks)
|
10 menit
|
2.
|
Kegiatan
Inti
|
Kegiatan
Inti
1. Mengamati
(Stimulus)
·
Peserta didik mengamati contoh
Cerita rakyat (Pemodelan teks)
·
Peserta didik membaca teks
cerita rakyat
·
Peserta didk menyimak teks
cerita rakyat
·
Peserta didik menandai/mencatat
hal-hal penting yang terkait dengan teks cerita rakyat.
2. Menanya
(Pertanyaan/identifikasi masalah)
·
Peserta didik bertanya jawab tentang struktur teks
cerita rakyat.
·
Peserta didik bertanya jawab tentang unsur
kebahasaan teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik bertanya jawab tentang isi teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik bertanya jawab tentang pesan moral teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik bertanya jawab tentang relevansi pesan moral teks cerita rakyat.
3. Menalar/mengeksplorasi
(Pengumpulan data)
·
Peserta didik mencari contoh teks cerita rakyat
dari berbagai sumber.
·
Peserta didik berdiskusi tentang struktur teks cerita rakyat.
·
Peserta didik berdiskusi tentang unsur kebahasaan
teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik berdiskusi tentang isi cerita rakyat.
·
Peserta
didik berdiskusi tentang pesan moral
dalam teks cerita rakyat.
4. Mengasosiasi
(Pengolahan data)
·
Peserta
didik menganalisis tentang relevansi
pesan moral teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik menyimpulkan relevansi pesan moral dalam teks cerita rakyat dengan
kehidupan
5. Mengomunikasikan
(Pembuktian)
·
Peserta didik membaca indah teks cerita
rakyat.
·
Peserta didik menceritakan relevansi pesan moral teks cerita rakyat
dengan kehidupan.
·
Peserta didik menanggapi isi cerita rakyat.
|
60 menit
|
3.
|
Penutup
|
1.
Guru
bersama peserta didik melakukan refleksi hasil pembelajaran.
2.
Guru
bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilalui.
3.
Guru
memberikan tugas sebagai perbaikan dan pengayaan.
4.
Guru
menutup pelajaran dengan doa dan salam.
|
10 menit
|
Pertemuan II
No
|
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Pengorganisasian
|
Alokasi
Waktu
|
|||
1.
|
Pendahuluan
|
· Guru
mengondisikan siswa untuk siap belajar denganmengucapkan salam, peserta didik
dan guru berdoa bersama, dan guru melakukan presensi kepada peserta didik.
· Perserta
didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi peserta didik
dan kelas.
· Perserta
didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
· Peserta
didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
pembelajaran.
· Guru
bertanya kepada siswa tentang karya fiksi dan memberi pengertian serta
membacakan cerita fiksi khususnya cerita rakayat. (membangun Konteks)
|
10 menit
|
2.
|
Kegiatan
Inti
|
Kegiatan
Inti
1. Mengamati
(Stimulus)
·
Peserta didik mengamati contoh
Cerita rakyat (Pemodelan teks)
·
Peserta didik membaca teks cerita
rakyat
·
Peserta didk menyimak teks
cerita rakyat
·
Peserta didik menandai/mencatat
hal-hal penting yang terkait dengan teks cerita rakyat.
2. Menanya
(Pertanyaan/identifikasi masalah)
·
Peserta didik bertanya jawab tentang struktur teks
cerita rakyat.
·
Peserta didik bertanya jawab tentang unsur
kebahasaan teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik bertanya jawab tentang isi teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik bertanya jawab tentang pesan moral teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik bertanya jawab tentang relevansi pesan moral teks cerita rakyat.
3. Menalar/mengeksplorasi
(Pengumpulan data)
·
Peserta didik mencari contoh teks cerita rakyat
dari berbagai sumber.
·
Peserta didik berdiskusi tentang struktur teks cerita rakyat.
·
Peserta didik berdiskusi tentang unsur kebahasaan
teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik berdiskusi tentang isi cerita rakyat.
·
Peserta
didik berdiskusi tentang pesan moral
dalam teks cerita rakyat.
4. Mengasosiasi
(Pengolahan data)
·
Peserta
didik menganalisis tentang relevansi
pesan moral teks cerita rakyat.
·
Peserta
didik menyimpulkan relevansi pesan moral dalam teks cerita rakyat dengan
kehidupan
5. Mengomunikasikan
(Pembuktian)
·
Peserta didik membaca indah teks cerita
rakyat.
·
Peserta didik menceritakan relevansi pesan moral teks cerita rakyat
dengan kehidupan.
·
Peserta didik menanggapi isi cerita rakyat.
|
60 menit
|
3.
|
Penutup
|
5.
Guru
bersama peserta didik melakukan refleksi hasil pembelajaran.
6.
Guru
bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilalui.
7.
Guru
memberikan tugas sebagai perbaikan dan pengayaan.
8.
Guru
menutup pelajaran dengan doa dan salam.
|
10 menit
|
Media,Alat, dan Sumber Pembelajaran
·
Sumber
Belajar
1.
Sudiyanto, Sri Sulitijaningsih,
Wahjuningsih, Anik Pinarti, Sumarlik, Endang P.A., Endang
2.
Widyastuti.
2002. Bahan Ajar Basa Jawa Kagem Siswa-Siswi Tingkat SMP Kelas VII.Malang: CV. Pustaka Grafika.
3.
Maryaeni, Gatut Susanto, Sunoto,
Dwi Sulistyorini, Karkono. 2007. Ajar Basa Jawi Kangge
Murid SMP/MTs Kelas VII. Malang: CV
Kartika Mulya.
4.
Majalah Jayabaya
5.
Majalah Panyebar Semangat
·
Media
Pembelajaran
1. Alat:
Laptop dan LCD proyektor
Teks contoh karya fiksi cerita
rakyat
Lembar kerja Siswa
2. Bahan:
Penayangan materi pembelajaran
menggunakan powerpoint
Mendengarkan guru bercerita teks cerita rakyat Kancil lan Pak Tani
- Penilaian
1. Penilaian
sikap spiritual dan sosial
a. Teknik
Penilaian : Pengamatan/ Observasi, Penilaian Diri,
Penilaian Antar
Peserta
Didik, dan Jurnal
b. Bentuk
Instrumen : Lembar Observasi, Lembar Angket, Catatan
Kisi – kisi dan instrument penilaian :
a.
Teknik : Pengamatan Sikap
b.
Bentuk : Lembar pengamatan
c.
Instrumen
1) Aspek Religius
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berdoa
sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
|
|
|
|
|
2
|
Mengucapkan
rasa syukur atas karunia Tuhan
|
|
|
|
|
3
|
Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
|
|
|
|
|
4
|
Mengungkapakan
kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran
Tuhan
|
|
|
|
|
5
|
Merasakan
keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
|
|
|
|
|
6.
|
Menggunakan
bahasa daerah dengan baik dan benar
|
|
|
|
|
Jumlah Skor
|
|
|
|
|
2) Aspek sosial
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berani
presentasi di depan kelas
|
|
|
|
|
2
|
Berani
berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
|
|
|
|
|
3
|
Berpendapat atau melakukan
kegiatan tanpa ragu-ragu
|
|
|
|
|
4
|
Mampu membuat keputusan
dengan cepat
|
|
|
|
|
5
|
Mau bekerja sama antar teman
|
|
|
|
|
Jumlah Skor
|
|
|
|
|
3) Aspek sikap
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Melaksanakan
tugas dengan baik
|
|
|
|
|
2
|
Menerima
resiko dari tindakan yang dilakukan
|
|
|
|
|
3
|
Menyelesaikan
tugas pada waktunya
|
|
|
|
|
4
|
Tidak
mudah putus asa/pantang menyerah
|
|
|
|
|
Jumlah Skor
|
|
|
|
|
Petunjuk
Penilaian
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Penilaian Pengetahuan
a.
Bagan kisi-kisi dan instrumen
No
|
Indikator
|
Rubrik Penilaian
|
Butir Instrumen
|
1
|
Mengidentifikasi struktur teks cerita rakyat
“Kancil lan Pak Tani” dengan tepat.
|
Tes Tulis
|
Sebutkan unsur pembangun teks di atas!
|
2
|
Menganalisis
struktur teks cerita rakyat “Kancil lan Pak Tani”
dengan benar
|
Tes Tulis
|
Uraikan ide pokok masing-masing unsure
pembangun teks di atas!
|
3
|
Menganalisis
unsur kebahasaan teks cerita rakyat “Kancil lan Pak Tani”.
|
Tes Tulis
|
Temukan
tembung panggandheng, tembung panyilah, tembung sesulih yang terdapat dalam
teks di atas!
|
4
|
Menjelaskan
pesan moral teks cerita rakyat “Kancil lan Pak Tani”.
|
Tes Tulis
|
Jelaskan pesan moral yang terdapat
dalam teks di atas!
|
5
|
Membaca indah
teks cerita rakyat “Kancil lan Pak Tani”.
|
Tes Unjuk Kerja
|
Bacalah teks di atas dengan indah dan
nyaring di depan kelas!
|
6
|
Menanggapi isi
cerita rakyat “Kancil lan Pak Tani”.
|
Tes Unjuk Kerja
|
Berikan tanggapan terhadap hasil
pembacaan teman kalian di depan kelas!
|
7
|
Menceritakan relevansi pesan moral teks cerita
rakyat “Kancil lan Pak Tani” dengan kehidupan.
|
Tes Unjuk Kerja
|
ceritakan relevansi isi cerita rakyat
di atas dengan kehidupan sehari-hari kalian!
|
Tes lisan:
Menilai pengetahuan
peserta didik dengan cara Tanya jawab
langsung tentang isi keseluruhan cerita rakyat tentang “Kancil
lan Pak Tani”
|
- Instrument penilaian terlampir
3. Penilaian Aspek Keterampilan
a.
Teknik : Tes Unjuk Kerja
b.
Bentuk Tes : Tes Uji Petik Kerja dan rubrik
c.
Butir Instrumen
1)
Ceritakan kembali dengan bahasa sendiri, teks cerita rakyat ”Kancil lan Pak
Tani” didasarkan pada struktur pembangunnya!
2)
Berikan tanggapan dan kesimpulan kalian tentang isi teks cerita rakyat ”Kancil
lan Pak Tani” secara keseluruhan didasarkan pada relevansi kehidupan sekarang!
d.
Instrumen penilaian terlampir
Mojokerto,
2 Januari 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru
Bahasa Jawa
Drs. H. …… …….
S.Pd.
Nip. 19640xxxxxx Nip.
19680xxxxxxxxxx
LAMPIRAN I
MATERI AJAR
1.
Teks carita rakyat
Carita
rakyat yaiku karya sastra fiksi kang diwarisi kanthi turun
temurun
awit jaman
semana biyen. Biasane carita rakyat ngrembaka ing sawijine dhaerah tartamtu
sajrone pagesangane warga. Adhedhasar isine carita rakyat kasebut kaperang dadi
karya-karya fiksi liyane tuladhane, ana awujud legenda, fabel utawa carita
kewan, mitos lan kapitayan. Legenda minangka
carita rakyat kang nyritakake dumadine sawijjine panggonan utawa bisa diarani carita
babat. Fabel yaiku carita kang paragane yakiu kewan-kewan lan tetuwuhan, amarga
kanggo menehi hiburan kanggo pamikirane
manungsa. Mitos yaiku carita kang isine ngenani kapitayane sawijine masyarakat
marang awijine bab. Sage yaiku nduweni isi ngenani carita kang nuwuhake rasa
kaprajuritan lan patriotism. Ing ngisor iki yaiku tuladha carita rakyat kang
ngrembaka ana ing nuswantara.
a. Legenda : Banyuwangi, Coban Rondo,
Tengger, Sangkuriang.
b. Fabel : Kancil dan Buaya, Si
Kancil Mencuri Timun, Ayam dan Elang.
c. Mitos : Buto Ijo, Nyi Roro
Kidul.
d. Sage : Kabayan, Jaka Tingkir.
2.
Struktur
teks carita rakyat
Struktur teks carita
rakyat ngrembug bab orientasi,
komplikasi lan resolusi. Orientasi minangka bagiyan wiwitan saka sawijine carita. Komplikasi minangka
bagiyan kang isine ngenani konflik kang dialami dening paraga. Resolusi
minangka pungkasane saka konflik sajrone carita kasebut.
3.
Unsur
kabahasan teks carita rakyat (tembung
panggandheng, tembung panyilah, tembung sesulih)
a.
Tembung
Panggandheng (Kata Hubung) : lan, uga, karo, saha, kaliyan, lsp
b.
Tembung
Panyilah (Kata Sandang) : si, sri, sang, kang, ingkang, lsp
c.
Tembung
Sesulih (Kata Ganti Orang) : kula,sampeyan, dheweke, piyambake, lsp
4.
Unsur
intrinsik teks carita rakyat (tema, alur, paraga, watak, latar, sudut pandang,
amanat)
a.
Tema : Panemu utawa gagasan utawa ide kang dadi
landhesane carita. Tema diolehake lumantar pengalaman, panliten, lan imajinasi.
b.
Alur : Lakune
carita awit wiwitan nganti pungkasan. Jinise ana alur maju, alur mundur, alur
anti klimaks lan alur kronologis.
c.
Paraga (tokoh) : Paraga kang sajrone carita, jinise
paraga yaiku ana antagonis, protagonis, tritagonis.
d.
Watak : Sifat-sifat kang diduweni saben paraga sajrone
carita.
e.
Latar : latar kang dadi panggone penganggone
kadadeyan sajrone carita. Jinise yaiku panggonan utawa papan, wektu, swasana.
f.
Sudut Pandang : Cara pagripta ngambarake paraga sajrone
carita.
g.
Amanat : Pesen luhur kang bisa dijupuk saka carita.
4.
Pesen moral sajrone teks cerita rakyat
Pesan moral sajrone carita, kerep diarani amanat utawa
piweling. Pesen moral minangka bab kang bisa didadekake hikmah lan paugeran
utawa pengalaman sajrone panguripan.
5.
Teknik maca cerita
Teknik
maca cerita akeh bnget maceme. Saperangan teknik kang kerep digunakake yaiku
kanthi nggunakake gambar, bagan, utawa properti kang jumbuh klawan caritane.
Nanging kang prelu digatekake yaku sajrone maca carita yaiku diajabke bisa nggawa
pamirsa menyang jagade carita saengga dheweke bisa nangkep makna lan pesen
moral saka carita kasebut.
6.
Teknik maca
kanthi trep utawa maca indah teks carita rakyat sajrone carita rakyat.
6.1
Artikulasi : cetha orane pangucapan tembung-tembung
utawa ukara sajrone carita.
6.2
Intonasi : munggah mudhune nadane pangucapan saka wiwitan nganti
pungkasan.
6.3
Tekanan : mandhes apa orane swara ing pengucapan tembung-tembung
tartamtu.
6.4
Nada : swara pangucap kang diprabawani dening tegese tembung utawa
ukara kasebut.
6.5
Jeda : jarak (pengaturan nafas) pangucap antarane tembung
lan ukara.
6.6
Tempo : cepet
utawa alone sajrone pangucapan sawijine tembung utawa ukara.
6.7
Volume : dhuwur cendheke swara sajrone pengucape.
7.
Teknik menehi
pamanggih ngenani isi teks carita rakyat
Pamanggih yaiku menehi tanggapan sajrone pokok bahasan
kasebut. Tata cara pamanggih nduweni bab kang prelu digatekake kayata basa kang
digunakake, tata cara pangucape, lan sopan nalika menenhi pamanggih. Basa kang digunakake tata karma lan
unggah-ungguh. Tuladhane ngomong karo
kanca mesthi beda karo basa kang digunakake karo guru utawa wong tuwa. Tata
cara atur pamanggih yaiku diwiwiti kanthi ngacungake driji. Banjur yen wis
disumanggakne lagek bisa ngandharake pemanggihe kanthi bsa kang ngaggo tata
krama utawa baku. Gerak tubuh lan basane kudu nganggo cara kang sopan lan ngeri
marang unggah-ungguh solah bawa kang trep.
8.
Relevansi pesen moral teks carita
rakyat ing bebrayan
Relevansi yaiku jumbuhe marang panguripan ing bebrayan.
Yen kang dirembug yaiku teks carita rakyat kang ana ing panguripan saben dina,
kang dadi rembugan yaiku isi utawa amanat kang dijumbuhake klawan kahanan
saiki. Tuladhane saka kancil kita bisa sinau ngenani pinter lan cerdike
dheweke, nanging saliyane kuwi kita uga diwulangake yen pintere ora oleh
dianggo bab kang negatif. Yen tetep dianggo kanggo bab kang negatif bisa
ndadekake mala kang ala.
Lampiran II
Contoh
Teks
PAK
TANI LAN KANCIL
Awan
iku panas banget. Srengengene mencorong kaya macan sing galak. Nanging Kancil
babar pisan ora melu kahanan iku. Dheweke turu angler ing ngisore wit kang
godhonge ngrembuyung nganti ngimpi. Dumadakan impene buyar amarga krungu swara
njaluk tulung.
“Tulung…tulung…kobongan…
kobongan…,” pambengoke Wedhus karo mlayu saka kadohan.
“Ana
apa iki?” pitakone Kancil.
“Ayo
mlayu, Cil! Alase kobong!” jarene Wedhus. Pancen bener, saka kadohan katon
beluk kandel mumbul. Kancil melu wedi meruhi kahanan iku. Mula dheweke banjur
tangi jegegah lan melu mlayu nututi kanca-kancane.
Kancil
mlayu banter banget. Senajan awake cilik, nanging dheweke bisa mlayu banter sanget.
Kanca-kancane ditinggal adoh ana mburi.
“Aduh…ambeganku
entek…,” kandhane Kancil karo mandheg amarga krenggosan.
“Lho,
ana ngendi kanca-kancaku kabeh? Waduh, aku iki ana ngendi? Kok koyoke aku durung
tau menyang panggonan iki?” Kancil rumangsa bingung lan wedi. “ Gusti, kula
nyuwun pitulungan.”
Kancil
banjur nerusake laku. Ora krasa olehe mlaku nganti tumeka pinggiring alas. Dheweke
ndeleng ana tegalan amba duweke Pak Tani. “Wah, sayur lan buah. Matur nuwun
Gusti.” Kancil seneng banget meruhi sing kaya ngono mau. Kebeneran dheweke
ngelak lan luwe banget. Gorokane asat, wetenge kemrucuk.
Kaya
ora duwe dosa, Kancil banjur mangan sayur lan buah-buahan sing ana tegale Pak
Tani mau. “Upamane saben dina bisa mangan kaya ngene, asli enak tenan,” batine
Kancil karo ngglethak ana ngisore uwit amarga kuwaregen. Akhire kewan nakal iku
keturon nganti ngorok-ngorok.
Esuke
nalika nglilir, Kancil rumangsa luwe maneh. Dheweke banjur ngubengi tegal maneh
milih timun sing enom lan seger. “ Enake, seger sanget timun iki,” kandhane
Kancil karo terus mangani timun. Amarga kuwaregen, Kancil banjur keturon maneh
nganti awan.
Kaya
adate, saben rampung tandang gawe ing ngomah, Pak Tani budhal menyang tegalan. Pak Tani kaget nalika tekan tegalan
lan meruhi tandurane sing morat-marit ora karu-karuwan.
“Penggaweane
sapa iki tanduranku nganti rusak kaya ngene? Awas yen nganti bisa kecekel!”
ngendikane Pak Tani karo ngowak- ngawikne arite sing landhep.
Kancil
nglilir amarga krungu swarane Pak Tani.
“Hmmm,
uwong iku mesthi sing duwe tanduran iki! Brengose kandel, ireng, lan mlengkung.
Lucu banget. Hihihi. Mengko yen Pak Tani mulih, aku bakal mangan timun iku
maneh,” ngono grenenge Kancil. Mula bareng Pak Tani mulih, Kancil banjur metu
saka dhelikane lan mlebu menyang tegalan maneh. Kewan nakal iku pesta timun
maneh.
Esuke,
Pak Tani mbalik menyang tegalan karo nggawa wong-wongan sing wis dibloyohi
pulut nangka sing kelet sanget. Meruhi sing kaya ngono mau, ora ndadekake
Kancil wedi. Nalika Pak Tani mulih saka tegal, Kancil banjur nyedhaki wong-wongan
mau karo ngece-ece.
“Pak,
aku sing nyolong timun ana tegal iki. Aku luwe. Mula aku nyuwun pangapura ya,
Pak,” kandhane Kancil. Amarga rumangsa ora direken, Kancil nesu lan banjur
nyepak wong-wongan iku. Sikil ngarep sisih tengene kelet ora bisa uwal.Mula
Kancil banjur ngantem maneh nganggo sikil kiwane. Lan saiki awake Kancil malah
banjur kelet kabeh karo wong-wongan maul an ora bisa uwal.
“Aduh,
piye iki?” pikire Kancil judeg.
Sorene
Pak Tani bali maneh menyang tegalan lan kaget weruhi Kancil kang lagi nangis.
“Kapok,
salahe dhewe seneng nyolong!” kandhane Pak Tani karo mlayu mulih ninggal Kancil
kang isih nangis kepiyer.
A.
Soal Pengayaan.
1.
Apa tema saka
teks kang wus diwaca?
2.
Coba andharake
bedane Legenda lan Fabel !
3.
Sebutna lan
wenehana tuladha tembung panggandheng !
4.
Kepriye alur
sajrone teks kanthi Irah-irahan “ Pak Tani lan Kancil ”
5.
Sebutna lan
wenehana tuladha tembung panyilah !
6.
Sapa wae paraga
sajrone teks kang wus diwaca ?
7.
Sebutna lan
wenehana tuladha tembung sesulih !
8.
Kepriye amanat
sajrone teks kang wus diwaca ?
9.
Apa irah-irahane
teks kang wus diwaca
10. Sapa
wae kang dadi paraga protagonis ?
11. Gaweya
ringkesan isi saka carita kasebut!
B.
Soal Remidial.
1.
Sapa wae paraga
sajrone teks kang wus diwaca?
2.
Amanat apa kang
bisa ditrapake ing bebrayan ?
3.
Apa kang diarani
fable?
4.
Sebutna latar
panggonan!
5.
Sebutna latar wektu!
a. Kunci Jawaban
Soal Pengayaan.
·
Temane babagan
sosial
·
Legenda
merupakan cerita rakyat yang menceritakan asal-usul terjadinya suatu tempat.
Fabel
adalah cerita yang pemerannya adalah binatang dan tumbuhan, serta merefleksikan
watak manusia pada aslinya.
·
Tuladha :
a.
pambengoke
Wedhus karo mlayu saka kadohan.
b.
Mula dheweke banjur tangi jegegah lan melu mlayu nututi kanca-kancane.
·
Alur sajrone
teks “Pak Tani lan Kancil” yaiku alur Maju
·
Tembung panyilah
tuladhane Si, Sri, Sang, Kang, Ingkang
·
Kancil, Wedhus,
Pak Tani
·
Tuladha : Kula,
sampean, dheweke, piyambake
·
Amanat sajrone
teks kuwi yaiku kita ora dikeparengake nduweni sikap njupuk barange pawogan
tanpa oleh palilahe pawongan kuwi
·
“Pak Tani lan
Kancil”
·
Pak Tani lan
Wedhus
·
Ringkesan isi
carita (kondisonal lumantar pamikirane
siswa)
b. Kunci Jawaban
Soal Remidial
·
Kancil, Wedhus,
Pak Tani
·
Amanat sajrone
teks kuwi yaiku kita ora dikeparengake nduweni sikap njupuk barange pawogan
tanpa oleh palilahe pawongan kuwi
·
FABLE yaiku salasawijine cerita gancaran kang
ngandhut cerita satokewan
·
Sawah, Wana
·
Awan, Bengi,
Sore
Latihan
Maca lan Nanggepi
1.
Wacanen teks carita apa wae kang
wus mbok temokake ing ngarep kelas, nganggo swara nyaring!
2.
Wenehana tanggepan kepriye cara
maca wacan kancamu!
3.
Genea isi wacan ing dhuwur karo
panguripan jaman saiki? Jlentrehna wangsulanmu nganggo alasa kang logis! Portofolio terlampir
C.
Soal Pengayaan.
12. Apa
tema saka teks kang wus diwaca?
13. Sebutna
lan wenehana tuladha tembung panggandheng !
14. Kepriye
alur sajrone teks kang wus diwaca kasebut?
15. Sebutna
lan wenehana tuladha tembung panyilahe !
16. Sapa
wae paraga sajrone teks kang wus diwaca ?
17. Sebutna
lan wenehana tuladha tembung sesulihe !
18. Kepriye
amanat sajrone teks kang wus diwaca ?
19. Apa
irah-irahane teks kang wus diwaca?
20. Sapa
wae kang dadi paraga protagonist lan antagonis ?
D.
Soal Remidial.
6.
Sapa wae paraga
sajrone teks kang wus diwaca?
7.
Amanat apa kang
bisa ditrapake ing bebrayan ?
8.
Apa kang diarani
fable, legenda, mite, mitos?
9.
Sebutna latar
panggonane!
10. Sebutna
latar wektu!
Lampiran III
Pedoman Penilaian
Jawaban benar untuk masing-massing butir soal diberi skor 25, dan jawaban salah diberi skor 0.Penentuan Skor = Jumlah jawaban benar x 25
Jawaban benar untuk masing-massing butir soal diberi skor 25, dan jawaban salah diberi skor 0.Penentuan Skor = Jumlah jawaban benar x 25
a. Lembar Penilaian Keterampilan
(1)
Rubrik Penilaian Praktek
Membaca cerita rakyat
No
|
Nama
|
Kelancaran
|
Ekspresi
|
Artikulasi
|
Vokal
|
Jml
Nilai
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
·
Kelancaran : kelancaran
ketika menceritkan meliputi cara membaca, keluwesan dan konsentrasinya.
·
ekspresi : mimik wajah, intonasi
dan tekanan swara yang digunakan harus sesuai dengan suwasana cerita yang
dieritakan.
·
Artikulasi : pelafalan
A,I,U,E,O atau huruf vokal dan konsonan harus jelas dan tidak boleh menggumam.
·
Vokal : keras atau
tidaknya power sisawa untuk membacakan suatu cerita.
Pedoman Penilaian
Nilai
|
Keterangan
|
25
|
Sangat Baik
|
20
|
Baik
|
15
|
Cukup
|
10
|
Kurang
|
(2)
Lembar potofolio relevansi nilai
sastra dengan nilai kehidupan
No
|
Nama
|
Judul
cerita
|
Relevansi
nilai dengan nilai zaman sekarang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
·
Judul cerita : judul cerita
rakyat yang dibacakan
·
Relevansi
nila : penjabaran kesesuaian nilai dengan keadadan zaman sekarang yang bisa
dijadikan pelajaran bagi yang memebaca ataupun yang mendengarkan.
(3)
Rubrik Penilaian aspek
keterampilan
Deskriptor
Penilaian:
No
|
Aspek Penilaian
|
Skor
|
1.
|
Ringkasan hanya memenuhi satu struktur
pembangun teks
|
|
2.
|
Ringkasan hanya memenuhi dua struktur teks
|
|
3.
|
Ringkasan teks biografi B.J. Habibi hanya memenuhi
3 struktur teks
|
|
Total
|
|
No
|
Aspek Penilaian
|
Skor
|
1.
|
Ringkasan teks tidak urut dan kurang logis logis
|
|
2.
|
Ringkasan teks tidak urut, tetapi logis
|
|
3.
|
Ringkasan teks urut dan logis
|
|
Total
|
|
Pedoman Penilaian
Nilai
|
Keterangan
|
35
|
Sangat Baik
|
20
|
Cukup
|
15
|
Kurang
|
Skor = Jumlah perolehan angka seluruh
aspek
Nilai = Jumlah
perolehan X 100
Skor Maks.
Konversi nilai =
(nilai/100) x 4
Kriteria Ketuntasan Minimal = 70
Mojokerto,
2 Januari 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru
Bahasa Jawa
Drs. H. ….. ……,
S.Pd.
Nip. 1964xxxxxx Nip.
19680xxxxxx
1 comments:
Your Affiliate Money Printing Machine is ready -
And getting it running is as simple as 1---2---3!
This is how it all works...
STEP 1. Choose which affiliate products the system will promote
STEP 2. Add some PUSH button traffic (it ONLY takes 2 minutes)
STEP 3. See how the affiliate system grow your list and sell your affiliate products on it's own!
Are you ready to start making money??
Click here to start running the system
Post a Comment