Strukturalime genetic dikembbangkan
atas dasar penoakan terhadap analisis strukturalisme murni, analisis terhadap
unsur intrinsik. Juga menolak peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas.
Stukturalisme genetik melangkah ke struktur sosial.
Strukturalisme
genetic dtemukan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog dari
Prancis. Teori tersebut dikemukakan di bukunya yang berjudul The Hidden God: a Study of Tragic Vision in
the Penses of Pascal and the Tragedies of Racine, dalam bahasa Perancis
tahun 1956. Goldmann tidak secara langsung menghubungkan karya dengan struktur sosial,
melainkan mengaitkan terlebih dahulu dengan kelas sosial. Goldmann masih
mempertahankan relevensi strutur. Goldmann menggunaan metode dialektika.
Sebagai strukturalis, Goldmann
sampai pada kesimpulan bahwa struktur mesti disempurnakan menjadi struktur
bermakna, dimana setiap gejala memiliki arti apabila dikaitkan sruktur yang
lebih luas, demiian seterusnya sehingga setiap unsur menopang totalitasnya.
Secara definitive strukturalisme
genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal –
usul karya. Secara ringkas berarti bahwa strukturalisme genetik sekaligus
memberikan perhatian terhadap analisis intrinsic dan ekstrinsik. Meskipun
demikian, sebagai teori ang telah teruji validitasnya, strukturalisme genetik
masih ditopang oleh beberapa konsep canggih yang tidak dimiliki oleh teori sosial
lainnya, missal: simetri atau homologi, elas-kelas sosial, subjek
transindividual, dan pandangan dunia.
Dalam strukturalisme genetik
homologi disamakan dengan korespondensi, kualitas hubungan yang bersifat
struktural. Homologi memiliki implikasi dengan hubungan bermakna antara
struktur literer dengan struktur sosial. Dalam penelitian yang seksama kualitas
ditentukan oleh karya itu sendiri, bukan struktur sosial.
Kelas sosial tidak perluu
didefinisikan ke dalam pertentangan dan ekploitasi. Dalam hunbungan ini
kelas-kelas sosial adalah kolektivitas yang menciptakan gaya hidup tertentu, dengan
struktur yang ketat dan koheren. Pada dasarnya menurut visi struktualisme
genetik, kelas yang dimaksudkan identik dengan kelas pengarang.
Secara sosiologis, seniman pun pada
dasarnya ditentukan oleh kelas sosialnya. Pandangan Marxisme, Karya disebut
wali kelas sebab karya sastra dimanfaatkann untuk menyampaikan aspirasi
kelompoknya. Dikaitkan dengan seniman sebagai pencipta, latar belakang terbagi
menjadi latar belakang karena afiliasi (keluarga, profesi, intelektual, religi,
ekonomi, hokum, dll) dan latar belakang karena kelahiran.
Menurut Goldmann, transindividual
menampilkan pikiran-pikiran inidividu tetapi dengan struktur mental kelompok. Dalam
strukturalisme genetik subjek
transindividual merupakan energy untuk membangun pandangan dunia.
Pandangan dunia merupakan masalah
pokok dalam strukturalisme genetik. Homologi, kelas sosial, struktur bermakna,
dan transindividual diarahkan pada totalitas pemahaman yang dianggap sebagai
kesilpulan suatu penelitian. Pandangan dunia yang memicu subjek untuk mengarang,
identifikasi pandangan dunia juga yang dianggap sebagai salah satu ciri
keberhasilan suatu karya. Dengan maksud lain, mengetahui pandangan dunia suatu
kelompok tertentu berarti mengetahui kecenderungan suatu masyarakat, sistem
ideologi yang mendasari perilaku sosial sehari-hari.
Konsep-konsep yang mendasari
pandangan dunia harus digali melalui dan didalam kesadaran kelompok yang
bersangkutan dengan melibatkan indikator sistem kepercayaan, sejarah
intelektual, dan sejarah kebudayaan secara keseluruhan.
Pemahaman terhadap karya sastra adalah usaha memahami
perpaduan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik sehingga mampu membangun adanya
keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk atau totalitas
kemaknaan. Setiap karya sastra yang penting mempunyai struktur kemaknaan
(Strukture Significative), karena menurut Goldmann, struktur kemaknaan itu
merupakan struktur global yang bermakna dan mewakili pandangan dunia (vision du
monde, world vision). Penulis tidak sebagai individu, tetapi mewakili golongan
(kelas) masyarakat (Satoto, 1986:175).
Pada
gilirannya pandangan dunia itulah yang menghubungkan karya sastra dengan
kehidupan masyarakat. Latar belakang sejarah, zaman dan sosial masyarakat turut
mengkondisikan terciptanya karya sastra baik dari segi isi atau segi bentuk dan
strukturnya. Hal ini desebabkan oleh kenyataan bahwa pandangan dunia itu
sendiri oleh Strukturalisme Genetik dipandang sebagai produk dari hubungan
antara kelompok sosial yang memilikinya dengan situasi sosial dan ekonomi pada
saat tertentu (Goldmann dalam Faruk, 1999a:13). Oleh karena itu, sastra pada
dasarnya juga merupakan kegiatan kebudayaan atau peradaban dari setiap situasi,
masa atau zaman saat sastra itu dihasilkan. Dengan situasi inilah, tidak dapat
dipungkiri bahwa sastra adalah pemapar unsur-unsur sosiokultural demi memberi
pemahaman nilai-nilai budaya dari setiap zaman atau perkembangan zaman itu
sendiri. Goldmann berpandangan bahwa kegiatan kultural tidak bisa dipahami di
luar totalitas kehidupan dalam masyarakat yang telah melahirkan kegiatan itu;
seperti halnya kata tidak bisa dipahami di luar ujaran (Damono, 1979:43). Jadi,
pada dasarnya sastra juga mengandung nilai-nilai historis, sosiologis, dan
kultural.
Secara metodologis, dalam
strukturalisme geneti Goldmann menyarankan untuk menganalisis karya sastra yang
besar, bahkan suprakarya. Pada dasarnya hampir semua teori memberikan indikasi
karya besar seperti itu sebab semata-mata dalam karya besar memliki kehidupan
yang problematis. Menurut Goldmann hanya
karya besar yang mampu untuk mengevokasi pandangan dunia. Dengan kalimat lain,
koherensi suatu pandangan dunia tertentu hanya dapat dipahami dalam karya yang
besar.
Secara definisi strukturalisme
genetik harus menjelaskan struktur dan asal-usul struktur itu sendiri, dengan
memperhatikan relevansi konsep homologi, kelas sosial, subjek transindividual,
dan pandangan dunia. Dalam peelitian,
langkah-langkah yang dilakukan diantaranya : meneliti unsur-unsur suatu karya, hubungan
unsur-unsur karya dengan totalitas karya sastra, meneliti unsur-unsur
masyarakat yang berfungsi sebagai genesis karya sastra, hubungan unsur-unsur
masyarakat dengan totalitas masyarakat, hubungan karya sastra secara
keseluruhan dengan masyarakat secara keseluruhan.
Ratna
N.K.R. 2013. Teori, Metode, dan Teknik
Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment