Tuesday 29 March 2016

Teori Strukturalisme Genetik

Posted by ilmu dasar kehidupan On 04:38 | No comments




            Strukturalime genetic dikembbangkan atas dasar penoakan terhadap analisis strukturalisme murni, analisis terhadap unsur intrinsik. Juga menolak peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas. Stukturalisme genetik melangkah ke struktur sosial.
Strukturalisme genetic dtemukan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog dari Prancis. Teori tersebut dikemukakan di bukunya yang berjudul The Hidden God: a Study of Tragic Vision in the Penses of Pascal and the Tragedies of Racine, dalam bahasa Perancis tahun 1956. Goldmann tidak secara langsung menghubungkan karya dengan struktur sosial, melainkan mengaitkan terlebih dahulu dengan kelas sosial. Goldmann masih mempertahankan relevensi strutur. Goldmann menggunaan metode dialektika.
            Sebagai strukturalis, Goldmann sampai pada kesimpulan bahwa struktur mesti disempurnakan menjadi struktur bermakna, dimana setiap gejala memiliki arti apabila dikaitkan sruktur yang lebih luas, demiian seterusnya sehingga setiap unsur menopang totalitasnya.
            Secara definitive strukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal – usul karya. Secara ringkas berarti bahwa strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian terhadap analisis intrinsic dan ekstrinsik. Meskipun demikian, sebagai teori ang telah teruji validitasnya, strukturalisme genetik masih ditopang oleh beberapa konsep canggih yang tidak dimiliki oleh teori sosial lainnya, missal: simetri atau homologi, elas-kelas sosial, subjek transindividual, dan pandangan dunia.
            Dalam strukturalisme genetik homologi disamakan dengan korespondensi, kualitas hubungan yang bersifat struktural. Homologi memiliki implikasi dengan hubungan bermakna antara struktur literer dengan struktur sosial. Dalam penelitian yang seksama kualitas ditentukan oleh karya itu sendiri, bukan struktur sosial.
            Kelas sosial tidak perluu didefinisikan ke dalam pertentangan dan ekploitasi. Dalam hunbungan ini kelas-kelas sosial adalah kolektivitas yang menciptakan gaya hidup tertentu, dengan struktur yang ketat dan koheren. Pada dasarnya menurut visi struktualisme genetik, kelas yang dimaksudkan identik dengan kelas pengarang.
            Secara sosiologis, seniman pun pada dasarnya ditentukan oleh kelas sosialnya. Pandangan Marxisme, Karya disebut wali kelas sebab karya sastra dimanfaatkann untuk menyampaikan aspirasi kelompoknya. Dikaitkan dengan seniman sebagai pencipta, latar belakang terbagi menjadi latar belakang karena afiliasi (keluarga, profesi, intelektual, religi, ekonomi, hokum, dll) dan latar belakang karena kelahiran.
            Menurut Goldmann, transindividual menampilkan pikiran-pikiran inidividu tetapi dengan struktur mental kelompok. Dalam  strukturalisme genetik subjek transindividual merupakan energy untuk membangun pandangan dunia.
            Pandangan dunia merupakan masalah pokok dalam strukturalisme genetik. Homologi, kelas sosial, struktur bermakna, dan transindividual diarahkan pada totalitas pemahaman yang dianggap sebagai kesilpulan suatu penelitian. Pandangan dunia yang memicu subjek untuk mengarang, identifikasi pandangan dunia juga yang dianggap sebagai salah satu ciri keberhasilan suatu karya. Dengan maksud lain, mengetahui pandangan dunia suatu kelompok tertentu berarti mengetahui kecenderungan suatu masyarakat, sistem ideologi yang mendasari perilaku sosial sehari-hari.
            Konsep-konsep yang mendasari pandangan dunia harus digali melalui dan didalam kesadaran kelompok yang bersangkutan dengan melibatkan indikator sistem kepercayaan, sejarah intelektual, dan sejarah kebudayaan secara keseluruhan.
Pemahaman terhadap karya sastra adalah usaha memahami perpaduan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam rangka membangun totalitas bentuk atau totalitas kemaknaan. Setiap karya sastra yang penting mempunyai struktur kemaknaan (Strukture Significative), karena menurut Goldmann, struktur kemaknaan itu merupakan struktur global yang bermakna dan mewakili pandangan dunia (vision du monde, world vision). Penulis tidak sebagai individu, tetapi mewakili golongan (kelas) masyarakat (Satoto, 1986:175).
Pada gilirannya pandangan dunia itulah yang menghubungkan karya sastra dengan kehidupan masyarakat. Latar belakang sejarah, zaman dan sosial masyarakat turut mengkondisikan terciptanya karya sastra baik dari segi isi atau segi bentuk dan strukturnya. Hal ini desebabkan oleh kenyataan bahwa pandangan dunia itu sendiri oleh Strukturalisme Genetik dipandang sebagai produk dari hubungan antara kelompok sosial yang memilikinya dengan situasi sosial dan ekonomi pada saat tertentu (Goldmann dalam Faruk, 1999a:13). Oleh karena itu, sastra pada dasarnya juga merupakan kegiatan kebudayaan atau peradaban dari setiap situasi, masa atau zaman saat sastra itu dihasilkan. Dengan situasi inilah, tidak dapat dipungkiri bahwa sastra adalah pemapar unsur-unsur sosiokultural demi memberi pemahaman nilai-nilai budaya dari setiap zaman atau perkembangan zaman itu sendiri. Goldmann berpandangan bahwa kegiatan kultural tidak bisa dipahami di luar totalitas kehidupan dalam masyarakat yang telah melahirkan kegiatan itu; seperti halnya kata tidak bisa dipahami di luar ujaran (Damono, 1979:43). Jadi, pada dasarnya sastra juga mengandung nilai-nilai historis, sosiologis, dan kultural.

            Secara metodologis, dalam strukturalisme geneti Goldmann menyarankan untuk menganalisis karya sastra yang besar, bahkan suprakarya. Pada dasarnya hampir semua teori memberikan indikasi karya besar seperti itu sebab semata-mata dalam karya besar memliki kehidupan yang problematis.  Menurut Goldmann hanya karya besar yang mampu untuk mengevokasi pandangan dunia. Dengan kalimat lain, koherensi suatu pandangan dunia tertentu hanya dapat dipahami dalam karya yang besar.
            Secara definisi strukturalisme genetik harus menjelaskan struktur dan asal-usul struktur itu sendiri, dengan memperhatikan relevansi konsep homologi, kelas sosial, subjek transindividual, dan  pandangan dunia. Dalam peelitian, langkah-langkah yang dilakukan diantaranya : meneliti unsur-unsur suatu karya, hubungan unsur-unsur karya dengan totalitas karya sastra, meneliti unsur-unsur masyarakat yang berfungsi sebagai genesis karya sastra, hubungan unsur-unsur masyarakat dengan totalitas masyarakat, hubungan karya sastra secara keseluruhan dengan masyarakat secara keseluruhan.

Ratna N.K.R. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

0 comments:

Total Pageviews

anti block

G.ads