Tuesday 29 March 2016

Sastra Kidung

Posted by ilmu dasar kehidupan On 04:45 | No comments
            Halo dulur. update-an kali ini mengenai buku karya P.J. Zoetmulder. Kalangwan Selayang Pandang. yang saya tulis bukan tentang bukunya tetapi ringkasan dari satu bab akhir di Bab enam belas. Sastra Kidung. Perlu diketahui sastra kidung sendiri muncul di Jawa pertengahan. Ringkasan-ringkasan mengenai bab enam belas tercantum dibawah



Sastra Kidung

Kali ini penulis akan menbahas karya-karya sastra yang ditulis dengan bahasa jawa pertengahan. Dapat diutarakan bahwa saat untuk menulis sebuh peelitian Komprehensif mengenai sastra kidung. Tiga koleksi terbesar yang menyimpan koleksi besar yaitu di Singaraja, Jakarta, dan Leiden. Naskah – naskah yang diduga lahir di Bali sepertiKidung Harsawijaya, Rangga Lawe, dan Kidung Sunda. Tiga dari epuluh pupuh yang merupakan Kidung Sorandaka pernah disunting oleh E.j na van dan Berg (1938) dengan catatan yang lengkap. Disusul oleh Robson menerbitkan telaahnya mengenai Wangbang Wideya, Kidung Panji. Pernah juga seorang dokter mengerjakan tesis dengan cerita Sudamala dan Sri Tanjung.
Bila dipandang dari sudut sastra, maka kidung-kidung pada umumnya dengan jelas memperlihatkan kekurangannya. Para pengarang condong mengulangi hal yang sama tanpa suatu alas an. Tetapi tidak berarti bahwa kidung-kidung sama sekali tidak mengandung nilai sastra. Sering kali penyair memperlihatkan kepandaiannya dalam menceritakan kisah yang hidup.

KIDUNG –KIDUNG HISTORIS

                Kidung-kidung yang tertuulis kali ini memiliki kesamaan ciri umum, yaiktu bahannya diambil dari tradisi historis mengenai kerajaan Majapahit yang melingkupnya peristiwa terjadinya jatuhnya kerajaan Singasari serta didirikannya erajaan baru, didalamnya terdapat pertikaian – pertikaian selama puluhan tahun hingga mengenai rencana pernikahan antara Hayam Wuruk dengan puteri raja Sunda yang gagal.
Kisah tentang didirikannya Majapahit oleh Raden Wijaya yang menjadi raja pertama memakai nama Krtarajasa merpakan Kidung Harsawijaya.

IKHTISAR KIDUNG HARSAWIJAYA

                Raja Narashinga adalah raja Singasari, raja tersebut dianugrahi putra yang diberi nama Harsawijaya . Ketika  ia dewasa, dirinya menjadi sosok yang pantas disebut pageran, tampan, cerdas, gagah, berani, serta menguasai segala bidang seni. Belum lama sang raja sakit dan meninggal, tahta diberian sementara kepada Krtanegara. Sang raja juga menitipkan Harsawijaya kepada saudaranya tersebut, ketika nanti Harsawijaya dewasa nanti pemerintahahan akan diberikan kepada Harsawijaya. Keadaan kerajaan semakin mundur. Ketika raja semakin menua, dia memberikan putrinya kepada Harsawangsa. Tidak diduga Kediri (Daha) melakukan pemberontakan kepada Singasari. Sehingga pemerintahan berada di tangan  Raja Jayakatwang. Harsawangsa pergi dari kerajaan dan menetap di pemukiman baru bersama orang Madura dan menamakan daerah tersebut dengan nama Majapahit karena dipinggiran terdapat banyak pohon maja yang buahnya rasanya pahit.
Setelah beberapa lama hubungan Majapahit dengan Daha terjalin baik. Tetapi Harsawijaya memiliki keinginan untuk menggempur kerajaan Daha. Dengan bantuan kerajaan Tartar, harsawijaya dapat merebut pemerintahan Daha.
Setelah kemenangan tersebut. Raja Tartar menagih janji Harsangwa, tetapi tidak disetujui oleh Harsawangsa, sehingga menimbulkan peperangan. Raja Tartar terbunu dalam perang tersebut. Harsawangsa diangkat menjadi raja dan bergelar Krtrajasa. Di bawah pemerintahan raja Kertarajasa kekuasaan semakin luas.

RANGGA LAWE

Terdapat dua bagaian didalam kidung ini bagian pertama menceritakan tentang  kisah kesetiaan Lawe. Banyak tindakan Lawe yang dilakukan untuk Majapahit, seperti Lawe menyarankan perang terbuka melawan Tartar.
Bagian kedua kidung ini menceritakan tentang pemberontakan yang dilakukan Lawe tehadapa kerajaan Majapahit.
Seusai peperangan melawan perang, sahabat-sahabat Raden Wijaya diberikan pangkat, seperti Nambi menjadi Patih, dan Lawe diangkat menjadi Adipati Tuban. Kebijakan ini membuat hati Lawe menjadi marah. Karena menurut Lawe sendiri, dirinya dan Soralah yang melakukan tindakan lebih eras dibandingkan dengan Nambi.
Ketika diadakan pertemuan kerabat kerajaan, Lawe dating dengan terlambat. Disitu kemarahan Lawe memuncak. Dia menantang Nambi untuk beradu kekuatan. Pperangan terjadi sangat sengit antara Nambi dengan Lawe, tetapi kekuatan Lawe tidak dapat dikalahkan, sehingga  Nambi melarikan diri dan memberitahu masalah ini kepada Krtarajasa. Kemarahan sang raja memuncak sehingga menginginkan kematian Lawe. Pertempuran kembali lagi, hamper saja Majapahit mengalami kekalahan, teteapi ketika pertempuran berlanjut di air antara Lawe dengan Kebo Anabrang. Lawe gugur dalam peperangan. Sora yang mengetahui ssahabatnya gugur tidak menerima kenyataan, sehingga Sora membunuh  Kebo Anabrang.

SORANDAKA
               
Menceritakan tentang masalah-masalah yang muncul dalam kerajaanyang disebabkan oleh Mahapati. Mahapati berkeinginan menjadi patih amengkumi. Segala macam cara dilakukannya. Dengan menjauhkan sahabat-sahabat raja yang setia dan memfitnahnya. Pertama Mahapati memberitahukan kesalahan Sora yang telah membunuh Kebo Anabrang, sehingga menyebutnya sebagai pemberontakan. Bukan hanya itu Mahapati pergi ke kebo Taruna anak Kebo Anabrang untuk  menjelek-jelekan nama Sora. Setelah itu juga dia pergi ke tempat Sora bersikap sebagai sahabat. Disuruhnya Sora untuk pergi ke Kerajaan, karena pada waktu itu Raja sedang berduka.
Ketika Sora hendak pergi ke Kerajaan untuk  menerima kebijakan raja. Dia diiringi oleh pengikut-pengikut setianya. Sesampainya dikerajaan, Sora beserta pengikutnya dianggap sebagai pemberontak. Disaat itu gugurlah sang Sora.
Mahapati bersuka cita atas kejadian tersebut, diteruskan tindakannya menyingkirkan Nambi. Rencana Mahapati berjalan dengan mulus Nambi sebagai patih sudah gugur karena rencana liciknya. Suatu ketika Mahapti dipanggil oleh sang raja, bukan pangkat patih yang diberikan tetapi hukuman mati.

KIDUNG SUNDA

                Banyak menceritakan tentang tokoh kepatiha yaitu patih tersohor Gajah Mada. Dalam kidung membahas pernikahan raja Hayam Wuruk dengan putri Sunda. Raja Sunda sangat senang akan mendapat menantu raja Majapahit. ketika semua kerabat dari Majapahit hendak bertamu ke Sunda, Gajah Mada menyarankan kepada Raja Hayam Wuruk untuk tetap tinggal di Majapahit, ditakutkan raja Sunda berbohong sebagai sahabat kerajaan, karena Hayam Wuruk masih muda ia menuruti keinginan Gajah Mada.
Setelah bertemu dengan kerabat Sunda. Ketidakhadiran Hayam Wuruk menjadikan raja Sunda Kesal terjadilah percekcokan antara kedua kerabat, hingga terjadilah peperangan yang memusnakan seluruh kerabat kerajaan Sunda. Permaisuri dan putri yang mengetahui berita itu langsung menikam dirinya menyusul arwah raja Sunda. Hayam Wuruk juga meyesal akan kejadian itu. Tidak lama kemudian Hayam Wuruk mangkat. Seluruh kerabat menyalahkan Gajah Mada. Hingga akhirnya prajurit majapahit dating ke kepatihan dan merobohkan tembok-temboknya.
Gajah Mada sudah mengetahui hal itu, dia berfikir sudah saatnya lah dirinya untuk moksa.

CERITA PANJI

Empat kerajaandipimpin oleh empat bersaudara yaitu Kahuripan, Daha, Gegelang dan Singasari. Pernikahan antara putera mahkota Kahuripan dengan puteri Daha merupakan poko cerita dari semua cerita panji. Mengisahkan tentang putra-puti raja yang sudah bertunangan, tetapi kejadian yang tidak diinginkan terjadi, sang putri menghilang dan putra mahkota meninggalan kerajaan untuk mencarinya

IKHTISAR WASENG (SARI)

Menceritakan raja Magadha yang cemburu dan berniat jahat untuk membunuh raden ino yang akan bertunangan dengan Raden Galuh, puteri Daha. Namun Usahanya sia-sia. Kemudian Daha diserang oleh raja Magadha, tetapi raja Magadha di bunuh oleh raden Ino (Pangeran Wira/ panji). Dalam kidung juga menceritakan petualangan sang Panji mencari tunangan yang hilang. Akhir cerita mereka berdua hidup bersama dan berbahagia

SASTRA, BUKAN SASTRA ?

Dari berbagai sudutt kidung, sudamala dan Sri Tanjung berbeda sekali dengan Kidung-kidung yang dibicarakan di atas. Kedua kisah ini lebh menampilkan sifat kerakyatan. Tak ada latar belakang keratin. Penuturan lisan rupanya memainkan peranan besar dalam sejarah terjadinya teks-teks seperti dapat kita simpulkan dari keanekaan teks-teks tersebut mengenai isi dan ejaannya. Tempat asal-usul prototipe jenis ini hendaklah ita cari di Banyuwangi yang pada abad ke-17 dan bahkan sampai abad ke-10 merupakan bagian dari Blmabangan, kerajaan Jawa-hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa.
Adapun cerita Sudamala sebagai berikut: Dewi Uma dikutuk Bhatara Guru menjadi buruk rupa dan hati berubah nama Ra nini, kejadian itu karena dirinya yang main serong. Ia harus menubus dosanya dan pada akhir tahun kedua belas Ra nini akan berwujud menjadi Bhatari lagi dengan bantuan Sadewa yang didalamnya ada Bhatara Guru. Bukan hanya DewI Uma yang dikutuk, penghuni surge lainnya seperti Citrasena dan citranggada juga dikutuk menjadi Kalantaka dan Kalanjaya, mereka berdua membantu Korawa untuk membunuh Pandhawa. Kunthi merasa gelisah atas serangan musuh-musuh Pandhawa, sehingga Kunthi meminta bantuan kepada Ra nini, dengan imbalan menyerahkan sadewa. Dewi kunthi akhirnya drasuki roh jahat, sehingga membawa Sadewa ke Pakuburan Gandamayu. Disana Ra nini berubah wujud menjadi sosok yang menggemparkan dan meminta Sadewa untuk mengusir roh jajhat yang ada didalamnya. Dengan bantuan Dewa Guru yang merasuki Sadewa, roh jahat dapat terusir. Ra nini menjadi cantik kembali dan memberi nama Sadewa’ Sudamala.                 Kisah ini digunakan untuk lakon ruwat tetapi dalam bentu kidung.
Sri Tanjung merupakan lanjutan dari Sudamala, yaitu Putra Nakula, Sidapaksa yang menikah dengan Sri Tanjung putra Sadewa. Dibawalah ke Sri Tanjung ke istana. Disana raja sidapaksa terpikat kecantikan Sri Tanjung. Dia merencakan agar sidapeksa keluar dari kerajaan. Ketika Sidapaksa telah melakukan apa yang diperintahka  oleh sang raja dan pulang ke kerajaan. Raja memfitnah Sri Tanjung telah bermain serong.
Tanpa basa-basi Sidapaksa menyeret Sri Tanjung ke Pakuburan Gandamayu, disitu kemarahan Sidapaksa meluap higga ankhirnya Sri Tanjung dibunuh. Kejadian tersebut menggemparkan Pakuburan Gandamayu, keadaan berubah menjadi bau yang harum, keharuman tersebut menginsyafkan Sidapaksa.

0 comments:

Total Pageviews

anti block

G.ads