Halo dulur. update-an kali ini mengenai buku karya
P.J. Zoetmulder. Kalangwan Selayang Pandang. yang saya tulis bukan tentang bukunya tetapi ringkasan dari satu bab akhir di Bab enam belas. Sastra Kidung. Perlu diketahui sastra kidung sendiri muncul di Jawa pertengahan. Ringkasan-ringkasan mengenai bab enam belas tercantum dibawah
Sastra Kidung
Kali ini penulis akan menbahas
karya-karya sastra yang ditulis dengan bahasa jawa pertengahan. Dapat
diutarakan bahwa saat untuk menulis sebuh peelitian Komprehensif mengenai
sastra kidung. Tiga koleksi terbesar yang menyimpan koleksi besar yaitu di
Singaraja, Jakarta, dan Leiden. Naskah – naskah yang diduga lahir di Bali
sepertiKidung Harsawijaya, Rangga Lawe, dan Kidung Sunda. Tiga dari epuluh
pupuh yang merupakan Kidung Sorandaka pernah disunting oleh E.j na van dan Berg
(1938) dengan catatan yang lengkap. Disusul oleh Robson menerbitkan telaahnya
mengenai Wangbang Wideya, Kidung Panji. Pernah juga seorang dokter mengerjakan
tesis dengan cerita Sudamala dan Sri Tanjung.
Bila
dipandang dari sudut sastra, maka kidung-kidung pada umumnya dengan jelas
memperlihatkan kekurangannya. Para pengarang condong mengulangi hal yang sama
tanpa suatu alas an. Tetapi tidak berarti bahwa kidung-kidung sama sekali tidak
mengandung nilai sastra. Sering kali penyair memperlihatkan kepandaiannya dalam
menceritakan kisah yang hidup.
KIDUNG –KIDUNG HISTORIS
Kidung-kidung
yang tertuulis kali ini memiliki kesamaan ciri umum, yaiktu bahannya diambil
dari tradisi historis mengenai kerajaan Majapahit yang melingkupnya peristiwa
terjadinya jatuhnya kerajaan Singasari serta didirikannya erajaan baru,
didalamnya terdapat pertikaian – pertikaian selama puluhan tahun hingga
mengenai rencana pernikahan antara Hayam Wuruk dengan puteri raja Sunda yang
gagal.
Kisah tentang didirikannya Majapahit oleh Raden
Wijaya yang menjadi raja pertama memakai nama Krtarajasa merpakan Kidung
Harsawijaya.
IKHTISAR KIDUNG HARSAWIJAYA
Raja
Narashinga adalah raja Singasari, raja tersebut dianugrahi putra yang diberi
nama Harsawijaya . Ketika ia dewasa,
dirinya menjadi sosok yang pantas disebut pageran, tampan, cerdas, gagah,
berani, serta menguasai segala bidang seni. Belum lama sang raja sakit dan
meninggal, tahta diberian sementara kepada Krtanegara. Sang raja juga
menitipkan Harsawijaya kepada saudaranya tersebut, ketika nanti Harsawijaya
dewasa nanti pemerintahahan akan diberikan kepada Harsawijaya. Keadaan kerajaan
semakin mundur. Ketika raja semakin menua, dia memberikan putrinya kepada
Harsawangsa. Tidak diduga Kediri (Daha) melakukan pemberontakan kepada
Singasari. Sehingga pemerintahan berada di tangan Raja Jayakatwang. Harsawangsa pergi dari
kerajaan dan menetap di pemukiman baru bersama orang Madura dan menamakan
daerah tersebut dengan nama Majapahit karena dipinggiran terdapat banyak pohon
maja yang buahnya rasanya pahit.
Setelah beberapa lama hubungan Majapahit dengan Daha
terjalin baik. Tetapi Harsawijaya memiliki keinginan untuk menggempur kerajaan
Daha. Dengan bantuan kerajaan Tartar, harsawijaya dapat merebut pemerintahan Daha.
Setelah kemenangan tersebut. Raja Tartar menagih
janji Harsangwa, tetapi tidak disetujui oleh Harsawangsa, sehingga menimbulkan
peperangan. Raja Tartar terbunu dalam perang tersebut. Harsawangsa diangkat
menjadi raja dan bergelar Krtrajasa. Di bawah pemerintahan raja Kertarajasa
kekuasaan semakin luas.
RANGGA LAWE
Terdapat dua bagaian didalam
kidung ini bagian pertama menceritakan tentang
kisah kesetiaan Lawe. Banyak tindakan Lawe yang dilakukan untuk
Majapahit, seperti Lawe menyarankan perang terbuka melawan Tartar.
Bagian kedua kidung ini menceritakan tentang
pemberontakan yang dilakukan Lawe tehadapa kerajaan Majapahit.
Seusai peperangan melawan perang, sahabat-sahabat
Raden Wijaya diberikan pangkat, seperti Nambi menjadi Patih, dan Lawe diangkat
menjadi Adipati Tuban. Kebijakan ini membuat hati Lawe menjadi marah. Karena
menurut Lawe sendiri, dirinya dan Soralah yang melakukan tindakan lebih eras
dibandingkan dengan Nambi.
Ketika diadakan pertemuan kerabat kerajaan, Lawe
dating dengan terlambat. Disitu kemarahan Lawe memuncak. Dia menantang Nambi
untuk beradu kekuatan. Pperangan terjadi sangat sengit antara Nambi dengan
Lawe, tetapi kekuatan Lawe tidak dapat dikalahkan, sehingga Nambi melarikan diri dan memberitahu masalah
ini kepada Krtarajasa. Kemarahan sang raja memuncak sehingga menginginkan
kematian Lawe. Pertempuran kembali lagi, hamper saja Majapahit mengalami
kekalahan, teteapi ketika pertempuran berlanjut di air antara Lawe dengan Kebo
Anabrang. Lawe gugur dalam peperangan. Sora yang mengetahui ssahabatnya gugur
tidak menerima kenyataan, sehingga Sora membunuh Kebo Anabrang.
SORANDAKA
Menceritakan tentang
masalah-masalah yang muncul dalam kerajaanyang disebabkan oleh Mahapati.
Mahapati berkeinginan menjadi patih amengkumi. Segala macam cara dilakukannya.
Dengan menjauhkan sahabat-sahabat raja yang setia dan memfitnahnya. Pertama
Mahapati memberitahukan kesalahan Sora yang telah membunuh Kebo Anabrang,
sehingga menyebutnya sebagai pemberontakan. Bukan hanya itu Mahapati pergi ke
kebo Taruna anak Kebo Anabrang untuk
menjelek-jelekan nama Sora. Setelah itu juga dia pergi ke tempat Sora
bersikap sebagai sahabat. Disuruhnya Sora untuk pergi ke Kerajaan, karena pada
waktu itu Raja sedang berduka.
Ketika Sora hendak pergi ke Kerajaan untuk menerima kebijakan raja. Dia diiringi oleh
pengikut-pengikut setianya. Sesampainya dikerajaan, Sora beserta pengikutnya
dianggap sebagai pemberontak. Disaat itu gugurlah sang Sora.
Mahapati bersuka cita atas kejadian tersebut,
diteruskan tindakannya menyingkirkan Nambi. Rencana Mahapati berjalan dengan
mulus Nambi sebagai patih sudah gugur karena rencana liciknya. Suatu ketika
Mahapti dipanggil oleh sang raja, bukan pangkat patih yang diberikan tetapi
hukuman mati.
KIDUNG SUNDA
Banyak
menceritakan tentang tokoh kepatiha yaitu patih tersohor Gajah Mada. Dalam
kidung membahas pernikahan raja Hayam Wuruk dengan putri Sunda. Raja Sunda
sangat senang akan mendapat menantu raja Majapahit. ketika semua kerabat dari
Majapahit hendak bertamu ke Sunda, Gajah Mada menyarankan kepada Raja Hayam
Wuruk untuk tetap tinggal di Majapahit, ditakutkan raja Sunda berbohong sebagai
sahabat kerajaan, karena Hayam Wuruk masih muda ia menuruti keinginan Gajah
Mada.
Setelah bertemu dengan kerabat Sunda. Ketidakhadiran
Hayam Wuruk menjadikan raja Sunda Kesal terjadilah percekcokan antara kedua
kerabat, hingga terjadilah peperangan yang memusnakan seluruh kerabat kerajaan
Sunda. Permaisuri dan putri yang mengetahui berita itu langsung menikam dirinya
menyusul arwah raja Sunda. Hayam Wuruk juga meyesal akan kejadian itu. Tidak
lama kemudian Hayam Wuruk mangkat. Seluruh kerabat menyalahkan Gajah Mada.
Hingga akhirnya prajurit majapahit dating ke kepatihan dan merobohkan
tembok-temboknya.
Gajah Mada sudah mengetahui hal itu, dia berfikir
sudah saatnya lah dirinya untuk moksa.
CERITA PANJI
Empat kerajaandipimpin oleh empat bersaudara
yaitu Kahuripan, Daha, Gegelang dan Singasari. Pernikahan antara putera mahkota
Kahuripan dengan puteri Daha merupakan poko cerita dari semua cerita panji.
Mengisahkan tentang putra-puti raja yang sudah bertunangan, tetapi kejadian
yang tidak diinginkan terjadi, sang putri menghilang dan putra mahkota
meninggalan kerajaan untuk mencarinya
IKHTISAR WASENG (SARI)
Menceritakan raja Magadha yang cemburu
dan berniat jahat untuk membunuh raden ino yang akan bertunangan dengan Raden
Galuh, puteri Daha. Namun Usahanya sia-sia. Kemudian Daha diserang oleh raja
Magadha, tetapi raja Magadha di bunuh oleh raden Ino (Pangeran Wira/ panji). Dalam
kidung juga menceritakan petualangan sang Panji mencari tunangan yang hilang.
Akhir cerita mereka berdua hidup bersama dan berbahagia
SASTRA, BUKAN SASTRA ?
Dari berbagai sudutt kidung,
sudamala dan Sri Tanjung berbeda sekali dengan Kidung-kidung yang dibicarakan di
atas. Kedua kisah ini lebh menampilkan sifat kerakyatan. Tak ada latar belakang
keratin. Penuturan lisan rupanya memainkan peranan besar dalam sejarah
terjadinya teks-teks seperti dapat kita simpulkan dari keanekaan teks-teks
tersebut mengenai isi dan ejaannya. Tempat asal-usul prototipe jenis ini
hendaklah ita cari di Banyuwangi yang pada abad ke-17 dan bahkan sampai abad
ke-10 merupakan bagian dari Blmabangan, kerajaan Jawa-hindu terakhir di ujung
timur pulau Jawa.
Adapun cerita Sudamala sebagai berikut: Dewi Uma dikutuk
Bhatara Guru menjadi buruk rupa dan hati berubah nama Ra nini, kejadian itu
karena dirinya yang main serong. Ia harus menubus dosanya dan pada akhir tahun
kedua belas Ra nini akan berwujud menjadi Bhatari lagi dengan bantuan Sadewa
yang didalamnya ada Bhatara Guru. Bukan hanya DewI Uma yang dikutuk, penghuni
surge lainnya seperti Citrasena dan citranggada juga dikutuk menjadi Kalantaka
dan Kalanjaya, mereka berdua membantu Korawa untuk membunuh Pandhawa. Kunthi
merasa gelisah atas serangan musuh-musuh Pandhawa, sehingga Kunthi meminta
bantuan kepada Ra nini, dengan imbalan menyerahkan sadewa. Dewi kunthi akhirnya
drasuki roh jahat, sehingga membawa Sadewa ke Pakuburan Gandamayu. Disana Ra
nini berubah wujud menjadi sosok yang menggemparkan dan meminta Sadewa untuk
mengusir roh jajhat yang ada didalamnya. Dengan bantuan Dewa Guru yang merasuki
Sadewa, roh jahat dapat terusir. Ra nini menjadi cantik kembali dan memberi
nama Sadewa’ Sudamala. Kisah
ini digunakan untuk lakon ruwat tetapi dalam bentu kidung.
Sri Tanjung merupakan lanjutan dari Sudamala, yaitu
Putra Nakula, Sidapaksa yang menikah dengan Sri Tanjung putra Sadewa. Dibawalah
ke Sri Tanjung ke istana. Disana raja sidapaksa terpikat kecantikan Sri
Tanjung. Dia merencakan agar sidapeksa keluar dari kerajaan. Ketika Sidapaksa
telah melakukan apa yang diperintahka
oleh sang raja dan pulang ke kerajaan. Raja memfitnah Sri Tanjung telah
bermain serong.
Tanpa basa-basi Sidapaksa menyeret Sri Tanjung ke
Pakuburan Gandamayu, disitu kemarahan Sidapaksa meluap higga ankhirnya Sri
Tanjung dibunuh. Kejadian tersebut menggemparkan Pakuburan Gandamayu, keadaan
berubah menjadi bau yang harum, keharuman tersebut menginsyafkan Sidapaksa.